Sabtu, 26 Maret 2011

OPTIMISASI EKONOMI

Maksimisasi Nilai Perusahaan
Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan mencakup factor-faktor penentu penerimaan, biaya dan tingkat diskonto (discount rate) untuk setiap tahun pada masa yang akan datang. Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan oleh jumlah produk yang terjual dan harga jual. Ini berarti TR = P (harga produk) x Q (kuantitas).
Dalam pembuatan keputusan , hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah factor-faktor yang mempengaruhi harga dan kuantitasnya. Faktor-faktor tersebut meliputi :
  • Pemilihan prooduk yang dirancang oleh perusahaan
  • Pengolahan prduk
  • Strategi periklanan
  • Kebijakan harga
  • Sifat persaingannya
  • Bentuk perekonomian
Dari factor-faktor diatas hubungan antara penerimaan tersebut mencakup baik pertimbangan-pertimbangan permintaan maupun penawaran. Hubungan-hubungan biaya dalam proses produksi suatu perusahaan juga kompleks. Analisis biaya memerlukan penelaan system-sistem produksi alterntif, pemilihan teknologi, kemungkinan input yang digunakan termasuk tingkat diskonto, jenis produk (product mix), asset-aset fisik dan struktur keuangan suatu perusahaan.
Untuk membuat tindakan yang optimal , maka keputusan berkenaan dengan pemasaran, produksi dan keuangan termasuk dengan sumberdaya manusia , distribusi produk dan lain-lain yang terpadu dimana setiap tindakan akan mempengaruhi seluruh bagian dari perusahaan. Teori ekonomi perusahaan memberikan dasar bagi keterpaduan dan prinsip-prinsip analisis ekonomi yang membuat setiap orang mampu untuk menganalisis keterkaitan tersebut.
Metode Penyajian Hubungan Ekonomi
Hubungan-hubungan ekonomi sering disajikan dalam bentuk persamaan, tabel dan grafik. Sebuah tabel atau grafik mungkin memadai untuk melukiskan suatu hubungan yang sederhana, tetapi jika hubungannya kompleks maka model persamaan diperlukan agar seseorang bisa menggunakan alat analisis matematis dan simulasi computer dalam memecahkan masalah tersebut.
Dengan menggunakan hubungan fungsional kita dapat menunjukkan penerimaan total (TR) yaitu :
TR = f(Q) → TR = P x Q
TR = Total Penerimaan
P = harga
Q = Jumlah yang terjual
Berikut ini tabel hubungan antara TR dengan Jumlah terjual (Q) dengan harga perunit (P) Rp 150,-
Q
TR
1
150
2
300
3
140
4
600
Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata dan Marginal.
Hubungan antara nilai total, rata-rata dan marginal sangat berberguna dalam analisis optimisasi. Hubungan marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen (tergantung) sebesar satu unit. Dalam fungsi TR, Marginal Revenue (MR) adalah perubahan penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang terjual. Oleh karena optimisasi mencakup analisis diferensi atau perubahan-perubahan, maka konsep marginal menjadi sangat penting. Secara khusus kita akan menganalisis suatu fungsi tujuan dengan melihat perubahan berbagai variable independen serta pengaruhnya terhadap variable dependen.
Berikut ini tabel hubungan antara nilai total , marginal dan rata-rata untuk sebuah fungsi laba.
Output Terjual
Laba Total
Laba Marginal
Laba Rata-rata
0
0
-
-
1
19
19
19
2
52
33
26
3
93
41
31
4
136
43
34
5
175
39
35
6
210
35
35
7
217
7
21
8
208
-9
26
 
 
 
 
Hubungan antara nilai marginal dengan nilai total dalam analisis pengambilan keputusan berperan penting , jika nilai marginal positif, maka nilai total akan meningkat dan jika nilai marginal negative maka nilai total akan turun.
Oleh karena antara nilai rata-rata dengan marginal menunjukkan perubahan dari nilai total, maka jika nilai marginal tersebut lebih besar dari nilai rata-rata, pasti nilai rata-rata tersebut sedang naik.
Misal : jikal 10 pekerja secara rata-rata menghasilkan 200 unit output perhari dan pekerja yang ke 11(pekerja tambahan) menghasilkan 250 unit maka output rata-rata dari para pekerja meningkat. Demikian juga, jika pekerja tambahan tersebut akan turun.

Jumat, 18 Maret 2011

Ruang Lingkup Ekanomi Manajerial

Ekonomi manajerial kerapkali banyak yang mendefinisikan secara berbeda-beda, ada yang mendefinisikan sebagai Ekonomi Mikro Terapan. Ada yang mendefinisikan sebagai konsep ilmu manajemen dan riset operasi. Sementara ada yang menganggap ekonomi manajerial terutama sebagai suatu kerangka kerja terpadu untuk menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan dalam dunia bisnis.
Ekonomi manajerial menerapkan teori dan metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan didalam dunia bisnis dan administrasi. Secara lebih khusus , ekonomi manajerial menggunakan alat dan teknik analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajerial. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial berkenaan dengan bagaimana mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yang langka secara efisien.
Hubungan antara ekonomi manjaerial dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan
Ilmu ekonomi memberikan kerangka kepada teoritis dalam menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model-model dalam mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternative dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari model-model tersebut. Ekonomi manajerial banyak sekali menggunakan teknik-tekni optimasi, termasuk kalkulus diferensial dan programasi matematika yang dapat membantu sistem manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perangkat statistik digunakan untuk mengestimasi hubungan antara variabel-variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan keputusan tersebut.
Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, dikhotomi yang digunakan dalam pengklasifikasian ilmu-ilmu pengambilan keputusan disini tidak mutlak, yang berarti dalam hubungan –hubungan statistic dan baik teknik optimasi maupun hubungan statistik berperan penting dalam pengembangan metode peramalan.
Teori Perusahaan
Suatu cara yang bermanfaan untuk memulai mempelajarai ekonomi manajerial adalah memperkuat teori perilaku perusahaan yang akan digunakan dalam analisis proses pembuatan keputusan manajerial. Perusahaan bisnis merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan informasi. Orang-orang yang terlibat langsung didalamnya, mencakup para pemegang saham, manajemen , pemasok dan para langganan.
Perusahaan-perusahaan berdiri karena mereka sangat bermanfaat dalam mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yaitu menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya merupakan unit-unit ekonomi. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatannya paling baik jika dianalisis dalam konteks model ekonomi dari suatu perusahaan. Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori perusahaan. Dalam versi yang paling sederhana/tradisonal tujuan dari suatu perusahaan adalah maksimasi laba dimana manajer/pemilik dari suatu perusahaan dianggap selalu berupaya untuk memaksimumkan laba jangka pendeknya. Kemudian jika penekanan tujuan terhadap laba tersebut mulai bergeser atau diperluas sehingga mencakup dimensi ketidakpastian (uncertainty) dan waktu, maka tujuan utama perusahaan berubah menjadi maksimasi kekayaan dan bukan sekedar maksimasi laba jangka pendek. Sekarang ini tujuan maksimasi kekayaan atau maksimasi nilai tersebut dianggap sebagai tujuan utama dari suatu unit usaha.
Kendala-Kendala dan Teori Perusahaan
Keputusan-keputusan manajerial sangat jarang dibuat secara isolatif, agar setiap keputusan perusahaan bisa memaksimalkan nilai perusahaan , maka para manajer harus memperhatikan implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari keputusan tersebut. Biasanya proses pembuatan keputusan manajerial mencakup proses pengoptimalan nilai dari beberapa fungsi tujuan dengan tunduk kepada salah satu kendala atau lebih. Berikut ini 3 katagori kendala besar yang muncul dalam proses pengambilan keputusan manajerial yaitu :

  1. Kendala sumberdaya
  2. Kendala kualitas/kuantitas output
  3. Kendala hukum/peraturan
 Banyak kritik yang dilontarkan mengapa kreteria maksimalisasi laba atau kekayaan digunakan sebagai dasar untuk menganalisis perilaku perusahaan. Apakah benar para manajer hanya berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaannya saja atau apakah kepuasan mereka hanya sebatas itu saja ? Apakah benar mereka lebih mengutamakan pada hasil-hasil yang memuaskan ketimbang hasil-hasil yang optimal, seperti yang dinyatakan teori ekonomi.
Sangat sulit untuk menentukan apakah manajemen suatu perusahaan berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan ataukah hanya sekedar berusaha untuk memuaskan pemiliknya sembari mencari tujuan-tujuan lainnya. Misalnya, apakah seseorang bisa mengatakan bahwa kegiatan social yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan mengakibatkan maksimisasi nilai jangka panjang ? Apakah gaji yang tinggi dan laba yang tinggi mampu untuk menarik atau menahan para manajer untuk tetap bertahan mengelola dan mengendalikan suatu perusahaan dalam suasana persaingan yang keras ?
Sulit sekali untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang pasti dari pertanyaan-pertanyaan diatas, sehingga permasalahan tersebut pada akhirnya merangsang berbagai teori alternative perilaku perusahaan. Masing-masing teori perilaku manajerial telah memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita mengenai perusahaan. Namun demikian tidak satu pun dari teori tersebut yang menggantikan model dasar ekonomi mikro perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis pembuatan keputusan manajerial.
Peranan Dunia Usaha dalam Masyarakat
Unsur yang sangat penting dalam studi ekonomi manajerial adalah keterkaitan antara dunia usaha dengan masyarakat. Ekonomi manajerial mampu menjelaskan peranan penting dunia usaha dan bisa menunjukkan bagaimana cara meningkatkan manfaat dunia usaha bagi masyarakat. Bukti bahwa dunia usaha telah berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Para pemasok modal, tenaga kerja dan sumberdaya-sumberdaya lainnya telah menerima hasil dan sumbangannya dalam dunia usaha. Konsumen memperoleh manfaat baik dari kuantitas maupun kualitas dari produk dan jasa yang mereka konsumsi. Pajak atas laba perusahaan telah meningkatkan penerimaan pemerintah yang pada gilirannya meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Apakah hal ini bahwa dunia usaha tidak perlu mempunyai rasa tanggungjawab sosial yang lebih luas lagi ? Tentu saja tidak. Jika kebutuhan-kebutuhan dan harapan masyarakat berubah , maka dunia usaha harus menyesuaikan dan menggapai perubahan-perubahan lingkungan tersebut. Jika kesejahteraan social dapat diukur, perusahaan-perusahaan bisnis bisa diharapkan untuk bekerja dengan suatu cara yang akan memaksimumkan indeks kesejahteraan sosial.