Senin, 27 Desember 2010

PENGAWASAN PERSEDIAAN (Inventory control)

Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Jenis-jenis Persediaan
1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock / Lost Size Inventory antara lain :
a. memperoleh potongan pada harga pembelian
b. memperoleh efisiensi produksi
c. adanya penghematan didalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat.

Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut , antara lain :
1. Biaya pemesanan (ordering costs)
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs)
3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stock costs)
4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)

Cara-cara penetuan jumlah persediaan
Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu :
1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya.

Metode penilaian persediaan
beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu :
1. First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu masuk.
2. Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing-masing harga.
3. Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu.

Perbandingan atas hasil penilaian
bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat:
1. Metode FIFO meunjukkan :
• Nilai persediaan akhir yang tinggi
• harga pokok barang yang terjual yang rendah
• Profit yang lebih besar
2. Metode LIFO menunjukkan :
• Nilai persediaan akhir yang rendah
• Harga pokok barang yang terjual tinggi
• Profit yang rendah

Pengawasan Persediaan
Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas
2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam persediaan.
3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan
4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu)/

Tujuan pengawasan persedian sebagai berikut :
1. menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi
2. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

Organisasi pengawasan persediaan dalam perusahaan pabrik

Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur sebagai berikut :
1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi
2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya.

Contoh soal
Data persedian produk sebagai berikut berikut :
1 Januari Persediaan awal 200 unit @ Rp 10,00
12 Januari Pembelian 400 unit @ Rp 12,00
24 Januari Pembelian 300 unit @ Rp 11,00
30 Januari Pembelian 100 unit @ Rp 12,00

Tentukan nilai persedian akhir pada tanggal 31 Januari , jika secara fisik menunjukkan sebanyak 300 unit serta harga pokok penjualan !

Senin, 20 Desember 2010

Perencanaan Dan Pengawasan Produksi

Perencanaan dan pengawasan produksi adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut dan mengawasi kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produkai agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang di harapkan dapat tercapai.
Tujuan perencanaan dan pengawasan produksi :
1. Mengusahakan supaya perusahaan pabrik dapat menggunakan barang modalnya seoptimal mungkin
2. Mengusahakan supaya perusahaan pabrik dapat berproduksi pada tingkat efisien dan efektifitas yang tinggi
3. Mengusahakan agar supaya perusahaan pabrik dapat mengusai pasar atau bagian pasar yang luas. Hal ini memungkinkan apabila perusahaan pabrik dapat : a) Berproduksi dengan biaya yang rendah , b) Menjual produksi dalam jumlah yang banyak.
4. Mengusahakan agar kesempatan kerja yang ada pada perusahaan pabrik menjadi rata dalam waktu tertentu
5. Memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan dan kemajuan perusahaan pabrik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produksi :
1. Proses produksi yang terdiri dari proses produksi terputur-putur (intermittent process manufacturing) atau proses produksi yang terus menrus (continous process).
2. Jenis dan mutu barang yang diproduksi
3. barang yang diproduksi apakah merupakan barang baru ataukah barang lama.

Pengawasan Produksi
Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Fungsi kegiatan pengawasan produksi
1. Routing adalah fungsi menetukan dan mengatur urutan kegiatan pengerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan-urutan mana bahan-bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi.
2. Schedulling, menyangkut penetapan kapan suatu operasi atau kegiatan harus dimulai agar penyelesaian pembuatan produk dapat dipenuhi . Schedulling merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan ( work load ) pada masing-masing pusat pekerjaan (work centre) sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan waktu (time delay). dalam penentuan waktu operasi kita kenal dua catra penetapan waktu setiap oerasi yaitu :
a. Forward scheduling, skedul-skedul ini disusun berdasarkan tanggal permulaan operasi yang diketahui dan kemudian bergerak ke muka dari operasi pertama sampai operasi terakhir untuk menetukan tanggal penyelesaian.
b. Backward scheduling, proses scheduling dimulai dengan tanggal penyelasian yang ditentukan dan bekerja untuk menentukan tanggal mulai setiap operasi yang diperlukan. Proses ini menghasilkan tanggal yang ditetapkan dalam penyampaian order kepada pabrik untuk setiap komponen dan merupakan batas waktu setiap order.
3. Dispatching, berarti pengeluaran perintah-perintah pengerjaan (work order) secara nyata kepada karyawan. Pemberian perintah pengerjaan merupakan realisasi produksi untuk menghasilkan suatu produk. secara normal dispatching menimbulkan beberapa masalah jika terjadi beban kerja pusat-pusat kerja melebihi kapasitasnya, sehingga perlu dikembangkan system perioritas order untuk memilih order-order pengerjaan pada proses berikutnya. dalam membuat perintah pengerjaan perlu dilengkapi dengan surat tugas, daftar kebutuhan barang-barang dan meneliti ketersedianya bahan-bahan sebelum perintah dibuat.
4. Follow up, merupakan kegiatan pengawasan produksi untuk memonitor dan mengecek secara terus menerus proses pengerjaan order-order produksi maupun pembelian komponen-komponen dari pihak luar perusahaan , apakah berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam skedul produksi induk.

Jenis-jenis pengawasan produksi
Tipe proses produksi berbeda akan memerlukan tipe pengawasan produksi yang berbeda pula. Secara ringkas pengawasan produksi dapat dikelompokkan sebagi berikut :
1. Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk yang dikerjakan itu sesuai dengan keinginan si pemesan baik mengenai bentuk, jenis dan kualitasnya.
2. Flow Control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan .
3. Load control , pengawasan terhadap pengaturan pembebanan mesin-mesin yang digunakan untuk pengerjaan beberapa produk-produk berbagai ukuran dan variasi ( contoh percetakan, penerbitan dan sebagaianya).
4. Block control, pengawasan ini mengelompokkan order-order menurut model, ukuran, dan style tertentu dan kemudian menggabungkannya menjadi secar block. Suatu block adalah sejumlah produk yang dapat diproduksikan pabrik dalam periode tertentu missal satu hari ( contoh kegiatan produksi pakaian jadi).

Sabtu, 18 Desember 2010

Dasar-Dasar Html/Website/Blog (6)

PRAKTIKUM 16
<html>
<head>
<title>Latihan 16</title>
</head>
<body>
<table width="520" border="1">
 <caption>DATA SISWA BERKELAMIN</caption>
<tr>
    <td width="40" height="50" rowspan="2"><div align="center">NO</div></td>
    <td width="150" height="50" rowspan="2"><div align="center">NAMA</div></td>
    <td height="25" colspan="2"><div align="center">KELAMIN </div></td>
    <td width="250" height="50" rowspan="2"><div align="center">ALAMAT</div></td>>
      </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25"><div align="center">L</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center">P</div></td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="150" height="40">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="250" height="25">&nbsp;</td>
 </tr>
<tr>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="150" height="40">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="250" height="25">&nbsp;</td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="150" height="40">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="250" height="25">&nbsp;</td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="150" height="40">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="40" height="25">&nbsp;</td>
    <td width="250" height="25">&nbsp;</td>
  </tr>
 
</table>
</body>
</html>


PRAKTIKUM 17
<html>
<head>
<title>Latihan 17</title>
</head>
<body>
<table width="520" border="1">
 <caption>DATA SISWA BERKELAMIN</caption>
<tr bgcolor="#009900">
    <td width="40" height="50" rowspan="2"><div align="center">NO</div></td>
    <td width="150" height="50" rowspan="2"><div align="center">NAMA</div></td>
    <td height="25" colspan="2"><div align="center">KELAMIN </div></td>
    <td width="250" height="50" rowspan="2"><div align="center">ALAMAT</div></td>>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25" bgcolor="#009900"><div align="center">L</div></td>
    <td width="40" height="25" bgcolor="#009900"><div align="center">P</div></td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25"><div align="center">1</div></td>
    <td width="150" height="40"><div align="left">ANAM</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center">L</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center"></div></td>
    <td width="250" height="25"><div align="right">BANDUNG</div></td>
 </tr>
<tr>
    <td width="40" height="25"><div align="center">2</div></td>
    <td width="150" height="40"><div align="left">ANIM</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center"></div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center">P</div></td>
    <td width="250" height="25"><div align="right">LAMONGAN</div></td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25"><div align="center">3</div></td>
    <td width="150" height="40"><div align="left">AHMAD</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center">L</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center"></div></td>
    <td width="250" height="25"><div align="right">SURABAYA</div></td>
  </tr>
  <tr>
    <td width="40" height="25"><div align="center">4</div></td>
    <td width="150" height="40"><div align="left">SITI</div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center"></div></td>
    <td width="40" height="25"><div align="center">P</div></td>
    <td width="250" height="25"><div align="right">JAKARTA</div></td>
  </tr>
   </table>
</body>
</html>

Dasar-Dasar Html/Website/Blog (5)

PRAKTIKUM 13
<html>
<head>
<title>LATIHAN KOLOM 6</title>
</head>
<body>
<table width="550" border="1" >
<caption> DAFTAR NAMA SISWA SMK</caption>
      <tr>
    <td width="44">NO</td>
    <td width="169">NAMA SISWA </td>
    <td width="315">ALAMAT</td>
  </tr>
        <tr>
    <td>1</td>
    <td>ALI</td>
    <td>GRESIK</td>
  </tr>
        <tr>
    <td>2</td>
    <td>AMIR</td>
    <td>TUBAN</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>3</td>
    <td>BUDIMAN</td>
    <td>BOJONEGORO</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>4</td>
    <td>BOLOT</td>
    <td>PACIRAN</td>
      </tr>
</table>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 14
<html>
<head>
<title>LATIHAN TABEL7</title>
</head>
<body>
<table width="80%" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" >
      <caption>TABEL SISWA </caption>
      <tr>
    <td >NO</td>
    <td >NAMA SISWA </td>
    <td >ALAMAT</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>1</td>
    <td>AMIR</td>
    <td>PACIRAN</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>2</td>
    <td>ALI</td>
    <td>LAMONGAN</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>3</td>
    <td>AHMAD</td>
    <td>GRESIK</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>4</td>
    <td>BUDIMAN</td>
    <td>TUBAN</td>
      </tr>
</table>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 15
<html>
<head>
<title>LATIHAN TABEL8</title>
</head>
<body>
<table width="80%" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" >
      <caption>TABEL SISWA BERWARNA</caption>
          <tr bgcolor="#FF0000">
                <td >NO</td>
                <td >NAMA SISWA </td>
                <td >ALAMAT</td>
  </tr>
  <tr bgcolor="#00FF00">
    <td>1</td>
    <td>AMIR</td>
    <td>PACIRAN</td>
  </tr>
  <tr bgcolor="#FF00FF">
    <td>2</td>
    <td>ALI</td>
    <td>LAMONGAN</td>
  </tr>
  <tr bgcolor="#00FFFF">
    <td>3</td>
    <td>AHMAD</td>
    <td>GRESIK</td>
  </tr>
  <tr bgcolor="#9966CC">
    <td>4</td>
    <td>BUDIMAN</td>
    <td>TUBAN</td>
  </tr>
</table>
</body>
</html>

Dasar-Dasar Html/Website/Blog (4)

PRAKTIKUM 10
<html>
<head>
<title>latihan Tabel3</title>
</head>
<body>
<table  border="2">
  <tr>
<td>Kolom 1 Baris 1 </td>
          <td>Kolom 2 Baris 1 </td>
            <td>Kolom 3 Baris 1 </td>
  </tr>
  <tr>
    <td>Kolom 1 Baris 2 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 2 </td>
    <td>Kolom 3 Baris 2 </td>
  </tr>
  <tr>
    <td>Kolom 1Baris 3 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
      </tr>
</table>
</body>
</html>


PRAKTIKUM 11
<html>
<head>
<title>latihan kolom 4</title>
</head>
<body>
<table  border="1">
<caption> DAFTAR TABEL 1 </caption>
<tr>
<td>Kolom 1 Baris 1 </td>
          <td>Kolom 2 Baris 1 </td>
            <td>Kolom 3 Baris 1 </td>
  </tr>
  <tr>
    <td>Kolom 1 Baris 2 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 2 </td>
    <td>Kolom 3 Baris 2 </td>
  </tr>
  <tr>
    <td>Kolom 1Baris 3 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
    <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
      </tr>
</table>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 12

<html>
<head>
<title>LATIHAN KOLOM 5</title>
</head>
<body>
<table width="550" border="1" >
<caption> DAFTAR NAMA SISWA SMK</caption>
      <tr>
    <td width="44">NO</td>
    <td width="169">NAMA SISWA </td>
    <td width="315">ALAMAT</td>
  </tr>
  <tr>
    <td>1</td>
    <td>&nbsp;</td>
    <td>&nbsp;</td>
      </tr>
      <tr>
    <td>2</td>
    <td>&nbsp;</td>
    <td>&nbsp;</td>
  </tr>
  <tr>
    <td>3</td>
    <td>&nbsp;</td>
    <td>&nbsp;</td>
  </tr>
  <tr>
    <td>4</td>
    <td>&nbsp;</td>
    <td>&nbsp;</td>
      </tr>
</table>
</body>
</html>

Dasar-Dasar Html/Website/Blog (3)

Membuat Tabel
Tabel merupakan cara untuk menampilkan informasi dalam bentuk sel yang terdiri dari kolom dan baris. Dalam pembuatan tabel beberapa tag-tag / elemen-elemen ketentuan yang ada dalam pembuatan tabel meliputi :
1.    <table> </table> : mendefinisikan bahwa teks di dalamnya merupakan tag-tag pembuatan tabel.
2.    <table border=2> : mendefinisikan penentuan ada atau tidaknya serta ukuran border pada tabel.
3.    <tr> </tr> : table row, mendefinisikan bahwa teks di dalamnya akan berada dalam satu baris. Banyaknya tag <tr></tr> menunjukkan banyaknya baris pada suatu tabel.
4.    <td> </td> : table division, mendefinisikan isi dari suatu kolom, tag ini selalu berada di dalam tag <tr></tr>. Banyaknya tag <td></td> diantara tag </tr></tr> menunjukkan banyaknya kolom dalam suatu baris.

Atribute Elemen Tabel
WIDTH        = Length ( table width, pixels or percentage )
HEIGHT        = Length ( table width, pixels or percentage )
BORDER    = pixels ( border width )
CELLPADDING    =Lenght ( spacing between cells )
CELLSPACING    =Lenght ( spacing within cells )
ALIGN        =[left, center, right,]  [table alignment]

Atribute Table Row
ALIGN        =[left, center, right,]  [horizontal alignment of cells in group]
VALIGN        =[top, middle, bottom,]  [vertical alignment of cells in group]
BGCOLOR    = Color ( row background color )

Atribute Table Row
ROWSPAN    = Number ( rows spanned by the cell )
COLSPAN    = Number ( columns spanned by the cell )
ALIGN        =[left, center, right,]  [horizontal alignment]
VALIGN        =[top, middle, bottom,]  [vertical alignment]
WIDTH        = Pixels (cell width, pixels or percentage )
HEIGHT        = Pixels (cell heigth, pixels or percentage )
BGCOLOR        = Color ( cell background color )

PRAKTIKUM 8
<html>
<head>
<title>latihan Tabel 1</title>
</head>
<body>
<table width="398" border="1">
  <tr>
        <td width="125">Kolom 1 Baris 1 </td>
        <td width="124">Kolom 2 Baris 1 </td>
        <td width="127">Kolom 3 Baris 1</td>
  </tr>
  <tr>
        <td>Kolom 1 Baris 2 </td>
        <td>Kolom 2 Baris 2 </td>
        <td>Kolom 3 Baris 2 </td>
  </tr>
  <tr>
        <td>Kolom 1Baris 3 </td>
        <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
        <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
  </tr>
</table>
</body>
</html>


PRAKTIKUM 9

<html>
<head>
<title>latihan Tabel 2</title>
</head>
<body>
<table width="398" border="1">
      <tr>
            <td>Kolom 1 Baris 1 </td>
            <td>Kolom 2 Baris 1 </td>
            <td>Kolom 3 Baris 1 </td>
      </tr>
      <tr>
            <td>Kolom 1 Baris 2 </td>
            <td>Kolom 2 Baris 2 </td>
            <td>Kolom 3 Baris 2 </td>
      </tr>
      <tr>
            <td>Kolom 1Baris 3 </td>
            <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
            <td>Kolom 2 Baris 3 </td>
  </tr>
</table>
</body>
</html>

Dasar-Dasar Html /Website/Blog (2)

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam  praktikum
1.    Buat  folder sebagai  penyimpanan data praktikum
2.    Pengetikan praktikum di notepad
3.    Simpan dengan  nama  file tersendiri setiap praktikum dengan file extention html ( contoh : praktikum1.html )
4.    Hasil dapat dilihat dengan browser ( windows expoler)
5.    Ulangi praktikum berikutnya dengan membuka file baru pada notepad dan ulangi seperti petunjuk diatas.

PRAKTIKUM 1
<html>
<head><title>latihan satu</title>
</head>
<body>
 <h1>Sekarang saya belajar membuat HTML</h1>
 <h2>Sekarang saya belajar membuat HTML</h2>
 <h3>Sekarang saya belajar membuat HTML</h3>
 <h4>Sekarang saya belajar membuat HTML</h4>
 <h5>Sekarang saya belajar membuat HTML</h5>
 <h6>Sekarang saya belajar membuat HTML</h6>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 2
<html>
<head><title>latihan dua</title>
</head>
<body>
 <p> File-file HTML merupakan dokumen teks yang diformat menggunakan HTML </p>
 <p>maka untuk melakukan penulisan maupun editing dokumen HTML dapat menggunakan berbagai macam editor, </p>
 <p>dalam hal ini digunakan Notepad. </p>
</body>
</html>


PRAKTIKUM 3
<html>
<head><title>latihanTiga</title>
</head>
<body>
 File-file HTML merupakan dokumen teks yang diformat menggunakan HTML, <br>
 maka untuk melakukan penulisan maupun editing dokumen HTML dapat menggunakan berbagai macam editor, <br>
 dalam hal ini digunakan Notepad.
</body>
</html>

PRAKTIKUM 4
<html>
<head><title>latihan empat</title>
</head>
<body>
<p>
 Kehidupan selalu ditandai dengan perubahan. Andaikata anda hari ini terdampar di sebuah
 <blockquote>
 pulau yang sunyi dan jauh dari keramaian, apakah yang akan anda tandai sebagai adanya kehidupan ? <br>
 sampan yang berhari-hari teronggok diair ditempat yang sama atau kanak-kanak yang berlari, memindahkan letak sampan itu ?<br>
 Benar, anda akan melihat kehidupan pada sampan yang telah berpindah tempat.
  </blockquote>
 Hari ini ada satu, besok ada dua, tiga, lalu besoknya tidak ada sama sekali. Hari ini ramai sekali, besok sepi dan senyap sekali. Hari-hari yang berubah menandai kehidupan.
 </p>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 5
<html>
<head><title>latihan Lima</title>
</head>
<body>
<pre>
Nama            : Salsabila
Tanggal/Tanggal Lahir    : Lamongan, 20 Januari 2009
Alamat            : Jl. Sunan Drajat Banjaranyar Paciran Lamongan
</pre>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 6
<html>
<head><title>latihan enam</title>
</head>
<body>
 <b>Sekarang saya belajar membuat HTML</b>
 <i>Sekarang saya belajar membuat HTML</i>
 <u>Sekarang saya belajar membuat HTML</u>
 <tt>Sekarang saya belajar membuat HTML</tt>
 <em>Sekarang saya belajar membuat HTML</em>
 <strong>Sekarang saya belajar membuat HTML</strong>
</body>
</html>

PRAKTIKUM 7
<html>
<head><title>latihan tujuh</title>
</head>
<body>
 <b>Sekarang saya belajar membuat HTML</b><br>
 <i>Sekarang saya belajar membuat HTML</i><br>
<1>Sekarang saya belajar membuat HTML</1><br>
 <u>Sekarang saya belajar membuat HTML</u><br>
 <tt>Sekarang saya belajar membuat HTML</tt><br>
 <em>Sekarang saya belajar membuat HTML</em><br>
 <strong>Sekarang saya belajar membuat HTML</strong>
</body>
</html>

Dasar-Dasar Html/Website/Blog (1)

HTML yang merupakan kepanjangan dari Hyper Text MarkUp Language memiliki fungsi untuk memformat dokumen teks biasa agar bisa digunakan pada World Wide Web (WWW). HTML bukan merupakan suatu bahasa pemrograman, karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu dokumen teks dan bukan sebagai program.
 
Dalam pembutan format HTMl minimal terdapad tag-tag / elemen-elemen yang harus ada meliputi :
1.    <html> </html> : mendefinisikan bahwa teks yang berada diantara kedua tag tersebut adalah file HTML.
2.    <head> </head> : mendefinisikan head dalam sebuah file HTML.
3.    <title> </title> : mendefinisikan judul yang hendak ditampilkan pada browser.
4.    <body> </body> : mendefinisikan teks beserta formatnya yang hendak ditampilkan sebagai isi halaman web.

Format Teks Dasar Dalam Html
1.    Heading, HTML mengenal 6 level heading, mulai 1 (terbesar) sampai 6. heading ditampilkan dengan font lebih besar dan tebal daripada teks normal.
<h1>heading level 1</h1>, <h2>heading level 2</h2> , dst.
2.    Paragraf, setiap ada paragraf baru diawali dengan <p>
<p>paragraf satu</p>, dst.
3.    List, HTML mendukung daftar (list) tidak bernomor, bernomor dan definisi.
Tidak bernomor (unordered list) :
<ul>   
<li>satu
<li>dua
<li>tiga
</ul>
    
Bernomor (ordered list) :
<ol>
<li>satu
<li>dua
<li>tiga
</ol>

4.    Ganti baris (line break), untuk menulis alamat surat dengan baris-baris pendek, tidak bagus jika menggunakan tag <p>(spasi terlalu lebar). Maka digunakan tag <br> untuk ganti baris.

5.    Garis datar (horizontal rule), untuk membuat garis horizontal yang digunakan untuk membatasi bagian-bagian digunakan tag <hr>. Yang dapat diikuti dengan penentuan ukurannya dengan atribut size dan width. contoh <hr size=”4” width=”75%”>

6.    Memformat karakter,
<b> atau <strong>    untuk membuat teks Bold.
<i> atau <em>        untuk membuat teks Italic.
<tt> atau <code>    untuk membuat teks typewriter.

Berikut contoh praktikum dapat dilihat pada Dasar-Dasar  Html/Website/Blog (2) dan seterusnya

Neraca Pembayaran dan Perekonomian Terbuka

Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran adalah suatu aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam satu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian utama yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

Neraca berjalan mencatat transaksi-transakai berikut :
1. Ekspor dan import barang tampak , transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian , barang-barang industry dan barang-barang yang diproduksi oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis impor barang tampak lainnya. Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tam[ak adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif maka I aberarti impor melebihi ekspor.
2. Nlai ekspor dan impor barang-barang tidak Nampak, transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang tampak yang diekspor atau di impor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan investasi yang meliputi keuntungan , bunga atas modal yang diinvestasikan dan deviden. Neraca perdagangan tak tampak yaitu nilai bersih ekspor dan nilai impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa
3. Pembayaran pindahan, meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa. contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab ke Afganistan.

Neraca modal meliputi aliran modal resmi dan investasi langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran dimana antara badan-badan pemerintah disuatu negara dengan negara-negara lain . Investasi langsung swasta adalah investasi berupa mendirikan perusahaan terutama perindustrian. Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut. Perbedaan antara modal jangka panjang yang diterima dari luar negari dengan modal jangka panjang yang bayarkan ke laur negari dinamkan neraca modal jangka panjang

Kurs valuta asing
Kurs valuta asing kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nill\ai mata uang sesuatu negra dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan , yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs antara lain :
1. Perubahan citrarasa masyarakat , mempengaruhi corak konsumsi mereka. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor, begitu juga sebaliknya perubahan –perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor, harga sesuatu barang merupakan salah satu factor penting yang menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor atau diekspor. Perubahan harga –harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan penawaran dan permintaan atas mata uang negara tersebut
3. Kenaikanharga umum (inflasi), inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan efek inflasi sebagai berikut : 1) inflasi menyebabkan harga –harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga diluar negeri dan oleh sebab inflasi kecenderungan menambah impor,2) inflasi menyebabkan harga-harga ekspor menjadi mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi, sku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negra, permintaaan atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang suatu negra akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi dinegara-negara lain.
5. pertumbuhan ekonomi, efek yang akan ditimbulkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonoi yang berlaku.

Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh perekonomian terbuka akan berbentuk salah satu dari empat masalah berikut :
1. Masalah pengangguran , tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
2. Masalah inflasi , tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
3. Masalah pengangguran , serta terdapat defisit dalam neraca pembayaran
4. Masalah inflasi , serta terdapat defisit dalam neraca pembayaran

Dalam menghadapi pengangguran atau inflasi yang diikuti pula masalah defisit dalam neraca pembayaran memerlukan langkah diantaranya dengan kebijakan memindahkan pembelanjaan ( untuk pengangguran yang dikuti defisit neraca pembayaran ) dan kebijakan pengurangan pembelanjaan (untuk inflasi yang diikuti defisit neraca pembayaran).

Kebijakan Memindahkan Pembelanjaan
Kebijakan memindahkan pembelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi defisit dalam neraca pembayaran yang mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor.

Langkah –langkah akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri dapat dilakukan sebagi berikut :
1. melakukan pembatasan impor (menaikkan pajak impor)
2. menekan (mengurangi penggunaan valuta sing )
3. menurunkan nilai mata uang (devaluasi)

Langkah –langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing adalah :
1. Memberikan insentif fiscal dan moneter (free trade zone)
2. Mewujudkan kestabilan upah dan harga
3. Menurunkan nilai valuta

Kebijakan Pengurangan Pembelanjaan
Kebijakan pengurangan pembelanjaan adalah langkah pemerintah untuk mengatasai masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan mengurangi pembelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menaikkan pajak pendapatan
2. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang
3. mengurangi pengeluaran pemerintah

Devaluasi (penurunan nilai valuta )
Devaluasi biasanya dilakuakn oleh negar-negara yang menjalankan system kurs pertukaran tetap. devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. Contoh 1 dolar US = Rp 7.500, apabila di ubah oleh pemerintah menjadi Rp 10.000, maka dapat dikatakan pemerintah telah mendevaluasi mata uangnya.

Efek-efek yang mugkin dapat ditimbulkan devaluasi adalah :
1. Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor lebih murah
2. Impor berkurang , karena barang luar negeri menjadi lebih mahal
3. kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran
4. Pendapatan nasional akan bertambah karena, 1) ekspor naik, 2 ) pengurangan impor menaikkan permintaan produksi domestik
5. Mungkin inflasi berlaku, yaitu apabila kenaikan harga-harga barang impor akan mendorong kepada wujudnya kenaikan-kenaikan harga-harga produksi dalam negeri. Inflasi juga dapat berlaku jika devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami kemakmuran yang tinggi

Sabtu, 11 Desember 2010

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (4)

D. Angka Pengganda Transfer Pemerintah
Angka Pengganda Transfer Pemerintah atau “ government tranfer multiplier “ adalah nilai perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat daripada berubahnya jumlah transfer pemerintah dengan berubahnya jumlah transfer pemerintah yang mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium tersebut.

Apabila jumlah government transfer berubah dari semula sebesar “ Tr “ per tahun menjadi sebesar ( Tr + ∆Tr ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan transfer pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan transfer pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + c(Tr + ∆Tr ) - cTx + G + ∆G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + c∆Tr / (1 - c )
∆Y = c∆Tr / (1 - c )
∆Y / ∆Tr = c / (1 - c )
KTr = ∆Y / ∆Tr = c / (1 - c )

E. Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak atau ‘ tax multiplier “ nilai perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat daripada berubahnya jumlah yang dipungut oleh pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium .

Berbeda dengan angka-angka pengganda yang telah kita uraikan dimuka,angka pengganda pajak mempunyai tanda negative. Dengan negatifnya angka pengganda tersebut berarti bahwa bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Dengan berkurangnya pajak yang dipungut oleh pemerintah , maka tingkat pendapatan nasional ekuilibrium akan menjadi lebih besar daripada tingkat pendapatan nasional ekuilibrium sebelumnya.
Apabila pajak diperbesar, maka pada tingkat pendapatan nasional yang sama “ disposable income “ menurun. Menurunya “ disposable income “ mengakibatkan berkurangnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan menurunnya konsumsi ini akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional. Sebaliknya sebagai akibat dari pada berkurangnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, pada tingkat pendapatan yang sama “ disposable income “ bertambah besar. Dan dengan bertambahnya “ disposable income “ pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bertambah. Dan bertambahnya “ consumption expenditure “ akan mengakibatkan pendapatan nasional meningkat.

Apabila besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah dari semula sebesar “ Tx “ per tahun menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆Tx ) + G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx - c∆Tx ) + G + I] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + G + I] / (1 - c ) + (-c∆Tx ) / (1 - c )
∆Y = (-c∆Tx ) / (1 - c )
∆Y / ∆Tx = -c / (1 - c )
KTx = ∆Y / ∆Tx = -c / (1 - c )

F. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang
Dengan pertimbangan –pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran konsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjakan tambahan “ government expenditure “ tersebut dengan memperbesar pajak. Pengurangan “ government expenditure “ yang disertai oleh berkurangnya pajak dengan jumlah yang samajuga tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional.

Angka pengganda yang kita pergunakan untuk mengalikan perubahan “ government expenditure “ yang dibarengi oleh berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk menemukan perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang terjadi inilah yang disebut “ balaced budget multiplier “ atau angka pengganda anggaran belanja yang seimbang.

Cara menentukan formula “ balaced budget multiplier “ atau angka pengganda anggaran belanja yang seimbang.

CARA I
Apabila pengeluaran konsumai pemerintah dari semula sebesar “ G “ per tahun menjadi sebesar ( G + ∆G) disertai dengan berubahnya pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆G) pertahun ( yaitu dengan ∆Tx = ∆G) maka Tx + ∆G = Tx + ∆Tx mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :

Sebelum adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah dan perubahan pajak :
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah dan perubahan pajak :
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆Tx ) + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Karena ∆Tx = ∆G maka
Y + ∆Y = [ a + cTr - c(Tx + ∆G ) + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx - c∆G + I + ( G + ∆G] / (1 - c )
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + I + ( G] / (1 - c ) + (- c∆G + ∆G ) / (1 - c )
∆Y = (- c∆G + ∆G ) / (1 - c ) = (1 - c )∆G / (1 - c )
∆Y / ∆G = (1 - c ) / (1 - c ) = 1
KB = ∆Y / (∆G = ∆Tx) = 1

CARA II
Mengingat bahwa transaksi ‘ balanced budget” terdiri dari perubahan “ government expenditure “ dan perubahan pajak dengan jumlah yang sama, maka disini bekerja dua angka pengganda yaitu “ government expenditure multiplier dan tax multiplier”. Oleh karena government expenditure multiplier besarnya sama dengan 1 / ( 1 – c ) dan tax multiplier besarnya sama dengan –c / ( 1 – c ), maka penjumlahan daripada kedua multiplier :

KB = KG + KTx = 1 / (1 - c ) + -c / (1 - c ) = 1
Ini berarti KB = 1

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (3)

Angka – Angka Pengganda ( Multiplier )
Angka – angka pengganda ( multiplier ) memberikan gambaran kapada kita tentang intensitas hubungan kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional. Sebaliknya apabila angka pengganda rendah ini berarti bahwa perubahan pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional dengan kelipatan juga kecil .

Dalam perekonomian tertutup yang sederhana yaitu perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita hanya mengenal suatu macam angka pengganda yaitu angka pengganda investasi yang disebut investment multiplier. Akan tetapi dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal, kita mengenal enam macam angka pengganda yaitu :

1. Angka pengganda investasi
2. Angka pengganda konsumsi
3. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah
4. Angka pengganda transfer pemerintah
5. Angka pengganda pajak
6. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang

A. Angka pengganda investasi
Analisa makro yang sederhana, yang dalam analisanya hanya memperhatikan pasar barang atau commodity market, investasi biasanya diperlakukan sebagai “exogenous variable “ Banyak factor-faktor yang turut menentukan banyak-sedikitnya pengeluaran masyarakat untuk investasi. Hanya saja dalam analisa dimana investasi diperlukan sebagai “exogenous variable “, faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tidak dipermasalakan.
Mengingat bahwa model analisa yang sedang merupakan pembicaraan kita bukanlah model analisa yang menggunakanasumsi bahwa investasi merupakan “endogenous variable “ , melainkan adalah sebuah model analisa yang memperlakukan investasi sebagai “exogenous variable “ , maka untuk sementara kita cukup hanya mengetahui factor-faktor apakah yang menyebabkan pengeluaran investasi suatu perekonomian bertambah atau berkurang dan yang sekaligus berarti bahwa untuk sementara kita tidak perlu mengetahui hal ihwal dari pada “ fungsi investasi”

Dengan mendasarkan pada “ceteris paribus” pengeluaran investasi suatu masyarakat akan bertambah apabila
a. tingkat bunga menurun
b. penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi dalam masyarakat terus bermunculan
c. jumlah penduduk yang meningkat
d. meluasnya pasar penjualan hasil produksi masyarakat tersebut
e. suasana perusahaan yang bertambah optimis

Dengan mempergunakan “ceteris paribus” , perubahan pengeluaran untuk investasi suatu masyarakat akan selalu mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Angka yang menunjukkkan perbandingan antara berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya jumlah pengeluaran investasi inilah yang kita sebut angka pengganda investasi.
Apabila investasi berubah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, dan perubahan ini mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dari semula setinggi Y pertahun berubah menjadi ( Y + ∆Y) pertahun, maka dapat kita lihat sebagai berikut :

Sebelum adanya perubahan investasi
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Sesudah adanya perubahan investasi
Y + ∆Y = [ a + cTr - cTx + G + ( I + ∆I )] / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆I / (1 - c )
∆Y = ∆I / (1 - c )
∆Y / ∆I = 1 / (1 - c )
ki = ∆Y / ∆I = 1 / (1 - c )

ki = angka pengganda investasi
c = marginal propensity to consume

B. Angka Pengganda Konsumsi
Konsumsi merupakan “endogenous variable yaitu besarnya pengeluaran konsumsi tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional. Dengan demikian , kejadian yang mungkin terjadi dimana pendapatan nasional dipengaruhi oleh konsumsi, ialah kejadian yang berupa berubahnya fungsi konsumsi. Jika konsumsi dinyatakan dengan persamaan umum C = a + cYd maka dengan berubahnya nilai “ a “ atau bertambahnya nilai “ c “ akan mengakibatkan pendapatan nasional ekuilibriumbertambah

Apabila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol berubah dari sebesar “ a “ menjadi sebesar ( a + ∆a ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y), maka berarti :

Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi sejauh ∆a :
Y + ∆Y = ( a + ∆a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆a / (1 - c )
∆Y = ∆a / (1 - c )
∆Y / ∆a = 1 / (1 - c )
Kc= ∆Y / ∆a = 1 / (1 - c )

C. Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah atau “ government expenditure multiplier atau government purchase multiplier “ ialah perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat berubahnya jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah yang mengakibatkan perubahan pendapatan nasional.

Apabila jumlah government expenditure berubah dari semula sebesar “ G “ per tahun menjadi sebesar ( G + ∆G ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :
Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah
Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah :
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + ∆G + I) / (1 - c )
Y + ∆Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c ) + ∆G / (1 - c )
∆Y = ∆G / (1 - c )
∆Y / ∆G = 1 / (1 - c )
KG = ∆Y / ∆G = 1 / (1 - c )

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (2)

Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Pendapatan nasional suatu perekonomian akan mencapai ekuilibrium apabila besarnya saving nasional telah menyamai besarnya investasi nasional. Apakah pernyataan ini berlaku juga bagi perekonomian tertutup dimana sudah kita jumpai adanya tindakan fiskal pemerintah ?

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita telah mengetahui bahwa yang merupakan sumber daripada pendapatan nasional adalah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan pengeluaran masyarakat untuk investasi. Akan tetapi dalam perekonomian dimana pemerintah turut juga mengadakan transaksi-transaksi pembelian berupa “ government expenditure “, produk nasional dibagi-bagikan sebagian untuk konsumsi pemerintah, sebagian untuk konsumsi sasta dan sebagian lagi untuk investasi.

Mengingat bahwa untuk dapat menerima bagian-bagian daripada produk nasional tertentu, baik masyarakat konsumen, badan-badan swasta maupun badan pemerintah harus mengeluarkan uang sebagai pembayarannya, maka dapatlah dikatan bahwa dari segi sumbernya , dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pendapatan nasional terdiri dari C ( pengeluaran konsumsi), I ( pengeluaran investasi), dan ( pengeluaran pemerintah), Singkatnya Y = C + I + G

Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. Akan tetapi sebaliknya kepada orang-orang atau badan-badan tertentu pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang langsung. Transaksi tersebut disebut “ government transfer “ atau transfer pemerintah. Pendapatan setelah diperhitungkan penerimaan transfer dari pemerintah dan pajak yang diserahkan kepada pemerintah inilah yang kita sebut “ disposable income “ yaitu pendapatan yang sudah siap dipakai untuk konsumsi dan saving.

Jadi disposable income sama dengan besarnya pendapatan nasional perekonomian Negara ditambah dengan besarnya transfer pemerintah dikurangi dengan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah .

Yd = Y + Tr - Tx
Y = Yd - Tr + Tx
Mengingat bahwa disposable income tersebut itulah yang dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya merupakan saving maka dapat ditulis

Yd = C + S

Kalau pernyataan-pernyataan tersebut kita kumpulkan
Y = C + I + G
Y = Yd - Tr + Tx
Yd = C + S

Maka

C + I + G = Yd - Tr + Tx
C + I + G = C + S - Tr + Tx
I + G + Tr = S + Tx

Untuk ekuilibriumnya pendapatan nasional Y dari waktu ke waktu harus sama besarnya dan untuk ini diperlukan bahwa jumlah I + G + Tr = S + Tx .

Formula Untuk menentukan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat dipergunakan untuk menemukan besarnya pendapatan nasional ekuilibrium.

CARA KE I

Y = C + I + G
C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx

Maka
Y = C + I + G
Y = a + cYd + I + G
Y = a + c (Y + Tr - Tx ) + I + G
Y = a + cY + cTr - cTx + I + G
Y - cY = a + cTr - cTx + I + G
( 1 - c)Y = a + cTr - cTx + I + G

sehingga

Y = ( a + cTr - cTx + I + G) / ( 1 - c)

CARA KE II

Dengan menggunakan persamaan

S + Tx = I + G + Tr maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

S + Tx = I + G + Tr
Yd - C + Tx = G + Tr + I
Yd - ( a + cYd) + Tx = G + Tr + I
( Y + Tr - Tx ) – [ a + c (Y + Tr - Tx ) ] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr - Tx – a - c Y - cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y - c Y = - Tr + Tx + a + cTr - cTx - Tx + G + Tr + I
(1 - c )Y = a + cTr - cTx + G + I

sehingga

Y = ( a + cTr - cTx + G + I) / (1 - c )

Contoh soal
Pendapatan Nasional , Konsumsi Dan Saving Ekuilibrium
Diketahui
1. Fungsi Konsumsi C = 0,75 Yd + 20
2. Investasi I = 40
Pajak Tx = 20
Konsumsi Pemerintah G = 60
Transfer Pemerintah Tr = 40

Berdasarkan data diatas , hitunglah besarnya pendapatan nasional ekuilibrium, konsumsi ekuilibrium dan saving ekuilibrium !

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (1)

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, diasumsikan bahwa besar-kecilnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tergantung pada besar kecilnya pendapatan nasional. Demikan pula dengan saving, besar kecilnya saving suatu perekonomian diasumsikan tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.

Terhadap pernyataan-pernyataan tersebut perlulah kini lebih lanjut diketengahkan bahwa yang dimaksud dengan “pendapatan” atau “incame” dalam pernyataan-pernyataan tersebut adalah “pendapatan” atau “incame” dalam pengertian sebagai “earning” yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional.

Dengan adanya tindalkan fiscal pemerintah, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional sebagai “ earning “ akan tetapi oleh tinggi-rendahnya “ pendapatan “ yang siap untuk dibelanjakan” yaitu yang biasa disebut “diaposible incame atau take home income “ Disposible income ini besarnya sama dengan besarnya pendapatan sebagai “earning “ ditambah dengan besarnya “transfer pemerintah “ dikurangi dengan besarnya “pajak” yang dipungut pemerintah.

Apabila Yd menunjukkan besarnya “disposable income “ Tr menunjukkan besarnya transfer pemerintah dan Tx menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, maka secara matematik dapat ditulis

Yd = Y + Tr - Tx

Dengan mengetahui besar kecilnya konsumsi suatu masyarakat dalam analisis kita sekarang tidak lagi tergantung besar kecilnya pendapatan nasional sebagai “earning” , maka fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa adanya tindakan fiscal pemerintah seperti yang kita temukan C = a + cY tidak lagi dapat dipergunakan . Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi mempunyai persamaan

C = a + cYd
Dimana
Yd = Y + Tr - Tx

Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara

S = Yd – C
S = Yd - ( a + cYd )
S = Yd - a - cYd )
S = ( 1 – c ) Yd - a

Mengingat
Yd = Y + Tr - Tx

Maka funsi konsumsi dapat ditulis

C = a + c (Y + Tr - Tx) atau
C = a + c Y + cTr - cTx

dan fungsi saving
S = (1 – c) (Y + Tr - Tx) – a
S = (1 – c)Y + ( 1 – c ) Tr - ( 1 – c ) Tx – a

Dan apabila “s” menunjukkan tingginya “ marginal propensity to save “ maka perumusan dapat diperpendek menjadi

S = sY + sTr - sTx - a


Perubahan Jumlah Konsumsi Dan Jumlah Saving Sebagai Akibat Daripada Perubahan Jumlah Transfer Pemerintah Dan Perubahan Pajak

Fungsi konsumsi dan fungsi saving yang dinyatakan dalam pendapatan nasional sebagai earning mengalami perubahan dengan berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jjumlah transfer pemerintah yang disumbangkan kepada masyarakat, maka sebagai konsekwensinya adalah bahwa jumlah konsumsi dan juga saving pada tingkat pendapatan nasional yang sama akan berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan jumlah transfer pemerintah tersebut.

Perumusan perumusan berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui perubahan jumlah konsumsi dan perubahan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional tertentu sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak dan berubahnya jumlah transfer pemerintah .

1. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak

Apabila jumlah konsumsi berubah dengan ∆C dari semula sebesar C menjadi ( C + ∆C ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx ), maka dapat ditulis.

( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - Tx ) - c∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = C - c∆Tx

2. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak
Apabila berubah pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆Tx ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah saving dari semula sebesar S menjadi sebesar ( S + ∆S ), maka dapat ditulis .

S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - Tx - ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) ( Y + Tr - Tx )  - a + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
S + ∆S = S + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
∆S = ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

3. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan konsumsi sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆C = c∆Tr

4. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan saving sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆S = ( 1 – c ) ∆Tr

5. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.dan Berubahnya Pajak

∆C = ∆CTr + ∆CTx
∆C = c∆Tr -  c∆Tx
∆C = c( ∆Tr - ∆Tx)

6. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah dan berubahnya pajak

∆S = ∆STr + ∆STx
∆S = ( 1 – c) ∆Tr + ( 1 – c )(- ∆Tx )
∆S = ( 1 – c) ( ∆Tr - ∆Tx )

Perubahan yang terjadi pada perumusan-perumusan diatas adalah perubahan-perubahan jumlah konsumsi dan perubahan-perubahan jumlah saving yang langsung ditimbulkan oleh perubahan pajak atau perubahan jumlah transfer pemerintah. Dengan demikian yang dimaksud dengan perubahan jumlah konsumsi dan perubahan saving pada perumusan-perumusan diatas bukanlah perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium semula atau jumlah saving ekuilibrium semula ke jumlah konsumsi ekuilibrium atau ke jumlah saving ekuilibrium yang baru.

Perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium dan jumlah saving ekuilibrium dari tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang baru sebagai daripada perubahan pajak, perubahan transfer pemerintah dan perubahan pada variable-variabel lainnya.

Perdagangan Luar negeri, Proteksi dan Globalisasi

Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab Merkantilisme yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke 16 dan 17, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk suatu Negara. Menurut mereka suatu Negara dapat mempertinggi kekayaan dengan cara menjual barang-barangnya ke luar negeri. David Recardo menerangkan perlunya perdagangan luar negeri dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo yang menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan merupakan teori hingga sekarang menjadi dasar kepada teori perdagangan luar negeri. Bedasarkan kepada teori tersebut, Negara-negara digalakkan menjalankan system perdagangan bebas, dimana system perdagangan luar negeri dimana setiap Negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.
Disebagian Negara, ekspor dan impor meliputi bagian yang cukup besar dalam pendapatan nasional, secara ringkas diterangkan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, karena setiap Negara tidak dapat menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya maka mereka terpaksa mengimpar barang-barang dari Negara-negara lain
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi, walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan Negara lain tetapi ada kalanya lebih baik apabila Negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri, hal tersebut didasari untuk mempertinggi keefisiensian penggunaan faktor-faktor produksi.
3. Memperluas pasar industry-industri dalam negeri, apabila kapasitas produksi dalam negeri belum mencapai tingkap optimum maka dengan meningkatkan perdagangan keluar negeri melalui ekspor dapat meningkatkan produksinya serta dengan meningkatnya produksi maka dapat mengurangi biaya produksi.
4. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas. Perdagangan luar negeri memungkinkan Negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau peralatan yang lebih modern dalam usaha peningkatan produksi

Proteksi dan Pembatasan Perdagangan
Berlakunya globalisasi dalam perdagangan dalam hubungan ekonomi luar negeri dan perkembangan praktek perdagangan bebas yang diatur oleh WTO member gambaran tentang sejauh mana berbagai Negara mengakui kebaikan persaingan bebas dan spesialisasi dalam perdagangan luar negri. walau bagaimanapun perlu disadari bahwa adakalnay sesuatu Negara perlu melakukan proteksi dan menciptakan halangan perdagangan . Berikut faktor-faktor yang mendorong proteksi :
1. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran , adakalahnya dari perkembangan ekonomi yang efisien di Negara-negara juga menimbulkan efek buruk kepada perekonomian. Perkembangan ini juga dapat mengurangi ekspor dari Negara yang bersangkutan atau impornya semakin besar. Efek ini juga berpengaruh terhadap pengurangan jumlah pekerja dan jumlah permintaan, maka pengangguran akan berlaku. Kecenderungan mengimpor yang semakin tinggi sebagai akibat perkembangan ekonomi yang lebih efisien dinegara-negara lain dan perkembangan ekonomi yang tidak mendorong di dalam negeri, kerapkali mendorong pemerintah untuk melaksanakan kebijakan proteksi.
2. Mendorong perkembangan industri baru, apabila biaya produksi tinggi dan mutu produksinya belumlah sebanding dengan jenis barang yang sama yang diproduksi di luar negeri, maka industry baru akan mengalami kesukaran untuk menjual produksinya pada harga yang sama dengan barang-barang buatan luar negeri. Dalam keadaan ini proteksi bertujuan agar industry yang baru didirikan dapat berkembang dan akhirnya dapat bersaing dengan produksi yang sama dari luar negeri.
3. Mendiversifikasikan perekonomian, Bagi negara yang sedang berkembang sektor pertanian biasanya dikelola dengan pertanian tradisional, sehingga pendapatan masyarakat sangat rendah. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan mengukuhkan struktur ekonomi maka diversivikasi kegiatan ekonomi ditingkatkan dengan mengembangkan sector ekonomi. Mak untuk menunjang hal tersebut proteksi dilaksanakan.
4. Menghindarai kemerosotan industri-industri tertentu, Perkembangan industry mengharapkan suatu produksi yang bermuntu, berkualitas dan harga lebih rendah, sehingga bagi suatu negara jika membebaskan masyarakatnya untuk mengimpor produk maka di kuwatirkan industry dalam negari hancur sehinga kebijakan proteksi dilakukan.
5. Memperbaiki neraca pembayaran, Neraca pembayaran sangat tergantung pada berapa jumlah ekspor dan impor , sehinga untuk memperbaiki kebijakan proteksi dilakukan.
6. Menghindari dumping, Kelebihan kapasitas produksi yang tidak diimbangai dengan penjualan didalam negeri, menimbulkan usaha menjual produksi diluar negeri dengan harga murah. Hal ini berdampak pada negara pengimpor jika tidak di imbangi dengan proteksi dikuwatirkan industi dalam negeri akan mati dan peningkatan pengangguran meningkat.
7. Menambah pendapatan pemerintah. Menaikkan pajak impor bukan hanya untuk menghambat masuknya produk luar negeri tapi juga dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak tersebut.

Alat pembatas perdagangan
Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan –kebijakan pemerintah dalam mebatasi atau mengurangi barang-barang yang diimpor, jenis alat-alat yang dapat dilakukan dalam pembatasan perdaganga adalah :
1. Tarif dan pajak impor
2. kuota pembatasan impor
3. Hambatan perdagangan bukan tarif ( peraturan-peraturan pemerintah)
4. Pembatasan penggunaan valuta asing

Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi
Globalisasi merupakan satu konsep yang sering dinyatakan orang masa kina , tetapi yang menyatakan dan membahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut, hal ini karena terkait dengan berbagai bidang termasuk ekonomi , politik olah raga , social dan sebagainya. Berdasarkan perisatiwa ekonomi yang berlaku diseluruh dunia semnjak selesainya perang dunia ke dua , maka globalisai dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara di dunia. Pengertian globalisai terutama dikaitkan dengan perkembangan ekonomisejak tahun 1970an, sehingga tingkat ketergantungan antar berbagai negara semakin meningkat, hal inidisebabkan beberapa faktor :
1. Perkembangan politik dunia
2. Peningkatan praktek perkembangan bebas
3. Perkembangan perusahaan multinasional
4. Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
5. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

Peningkatan keterbukaan berbagai negara dalam menjalankan perdagangan luar negerinya sangat berperan dalam peningkatan globalisasi. Berikut beberapa kebaikan globalisasi :
1. Produksi dunia dapat ditingkatkan
2. meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untukhasil produksi dalam negari
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Kritik terhadap globalisasi bersumber dari efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh globalisasi. berikut implikasi buruk dari globalisasi :
1. Menghambat pertumbuhan sector industry manufakturing, salah satu dari efek perdagangan bebas antara lai negara-negara berkembang tidak dapatmenggunakan tariff yang tinggi dan proteksi kepada industry yang baru berkembang
2. Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Senin, 06 Desember 2010

Perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja

Disain Pekerjaan
Disain Pekerjaan (Job Design) didefinisikan sebagai fungsi penetapan-penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok secara organisasional. Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi dan individu para pemegang jabatan. Terdapat tiga alasan bahwa kegiatan desain pekerjaan merupakan pekerjaan yang paling menantang bagi seorang menejer, yaitu :
1. Pada hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan –kebutuhan dan tujuan-tujuan pekerja dan kelompok pekerja dengan kebutuhan-kebutuhan
2. Sifat unik setiap individu mengakibatkan munculnya macam-macam tanggapan dalam wujud sikap, kegiatan, kegiatan pisik dan produktivitas dalam pelaksanaan tugas tertentu
3. perubahan karakter atau sifat tenaga kerja dan pekerjaan itu sendiri yang membuat model-model tradisional perilaku pekerja dan keteptaan pendekatanpendekatan pengembangan kerja standar harus selalu diperhatikan.

Pengukuran Kerja
Secara rinci teknik-teknik tujuan pengukuran kerja sebagai berikut :
1. Mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan, membandingkan keluaran nyata selama periode tertentu dengan keluaran standar yang ditentukan dari pengukuran kerja
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja, digunakan untuk menentukan berapa banyak masukan tenaga kerja diperlukan
3. Menentukan harga atau biaya suatu produk, kegiatn kerja sebagai basis penetapan biaya/harga
4. memperbandingkan metode-metode kerja
5. Memudahkan scheduling operasi-operasi
6. menetapkan upah insentif

Produktifitas
Menurut Peter Drucker “ produktifitas adalah tes pertama kemampuan manajmen”. Produktifitas didefinisikan sebagai hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori , sering mudah untuk mengukur hubungan sebagai rasio keluaran dibagi masukan. . Dalam program –program peningkatan produktifitas erdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Mengembangkan ukuran-ukuran produktifitas pada seluruh tingkat organisasi
2. menetapkan tujuan-tujuan pengingkatan produktifitasdalam konteks ukuran-ukuran yang ditetapkan
3. mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan
4. mengimplementasikan rencana
5. mengukur hasil-hasil

Pengelolaan Tenaga Kerja dalam operasioperasi
Berbagai prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen tenaga kerja adalah
1. Memadukan karyawan dan pekerjaan , bahwa orang-orang harus dipilih untuk pekerjaan-pekerjaan atas dasar berbagai perbedaan karakteristik dan preferensi individual
2. Menetapkan standar-standar pelaksanaan kerja
3. Memberikan penghargaan atas prestasi
4. Menjamin supervisi yang baik
5. Merumu,skan secara jelas tanggung jawab karyawan