Sabtu, 21 Mei 2011

Perilaku Konsumen, Elastisitas dan Eksternalitas

Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasannya. Perilaku ini tentunya akan mempengaruhi konsumsi konsumen d an pada akhirnya tentu akan mempengaruhi permintaan barang dan jasa, dan pendapatan serta laba perusahaan yang memproduksi barang dan jasa tersebut.
Kepuasan dan perilaku konsumen seperti hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
1.    Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
2.    Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa . Daya beli dari income konsumen dan ketersediaan barang dipasar.
3.    Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumen. Menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera serta nilai-nilai yang dianut seperti agama, adat istiadat, kebiasaan dan sebagainya.
Nilai guna barang dan jasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis :
1.    Nilai guna objektif (objective utility) adalah nilai guna dengan kemampuan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan, tanpa dipengaruhi oleh persepsi atau selera dari konsumen.
2.    Nilai guna subjektif (subjective utility) adalah nilai guna yang dipengaruhi oleh anggapan atau persepsi konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang dikonsumsinya.
3.    Nilai guna total (total utility)adalah nilai guna total dari total atau akumulasi kemampuan barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
4.    Nilai guna marginal (marginal utility) adalah tambahan nilai guna karena tambahan satu unit konsumsi barang dan jasa. Informasi nilai gunan marginal ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan tingkat konsumsi yang menghasilkan kepuasan maksimum. Nilai guna marginal semakin lama semakin berkurang, sehingga bila tambahan konsumsi diteruskan, maka nilai gunan marginal akan menjadi negatif.
Biaya, Nilai Guna dan Kepuasan Konsumen
Keterkaitan antara biaya (cost) yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang dan jasa yang dikonsumsi, dengan nilai guna yang didapatkan serta kepuasan (satisfaction) yang dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dapat kita lihat dari hubungan berikut  :
1.    Biaya suatu barang dan jasa dimata konsumen berbanding lurus dengan nilai guna barang tersebut. Bila nilai guna meningkat, maka selayaknya harga jual barang dan jasa tersebut meningkat bgitu juga sebaliknya.
2.    Nilai guna suatu barang dan kepuasan dimata konsumen adalah berbanding lurus, artinya memaksimumkan kepuasan berarti memaksimumkan nilai gunan barang yang dikonsumsi.
3.    Agar kepuasan konsumen maksimum maka nilai guna barang yang dikonsumsi juga harus maksimum, dengan syarat :
Biaya marginal = nilai marginal
Skala perioritas dan hukum relasi
a.    Bila dari tiga jenis barang A, B, C ,konsumen lebih memilih B dibanding A, dan memilih C dibanding B , maka urutan perioritas pilihannya adalah C, B, A
b.    Bila dari tiga jenis barang A, B, C, konsumen indifferent antara  barang A dan B, kemudian juga indifferent antar barang B dan C, maka antara barang A,B dan C dimata konsumen adalah sama saja (indifferent)
Hubungan nilai guna dan permintaan dapat dilihat sebagai berikut :
1.    Nilai guna suatu barang dan jasa mempengaruhi besarnya permintaan barang dan jasa tersebut , yang berarti semakin tinggi nilai guna , maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi dan sebaliknya.
2.    Perubahan volume permintaan suatu jenis barang dipengaruhi oleh dua factor, yaitu ;
a. Efek subtitusi yaitu konsumen menukar barang konsumsi karena harga barang tersebut berubah
b. Efek pendapatan yaitu mengubah konsumsi karena pendapatan konsumen berubah.
Konsep Elastisitas
Elastisitas dapat diistilakan kepekaan, atau kepekaaan terhadap sesuatu. Sedangkan elastisitas permintaan adalah kepekaan permintaan terhadap perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Termasuk factor-faktor tersebut adalah harga barang atau jasa, pendapatan konsumen, selera dan jumlah penduduk. Elastisitas penawaran adalah kepekaan terhadap perubahan factor-faktor yang mempengaruhi penawaan, seperti harga barang dan jasa, biaya produksi ,teknologi , sumber daya , dan peraturan.

Konsep Eksternalitas
Bila suatu perusahaan melakukan suatu aktivitas bisnisnya, maka dia akan menghasilkan berbagai macam barang dan jasa beserta dampaknya bagi masyarakat luas. Sebagian dari dampak tersebut akan memberikan :
1.    Manfaat bagi masyarakat (benefit to society)
a.    Penciptaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masyarakat
b.    Penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
c.    Pengalokasian sumber daya lebih efisien
2.    Eban dan biaya bagi masyarakat
a.    Polusi yang dapat merusak kualitas dan kenyamanan lingkungan hidup
b.    Eksploitasi lingkungan dan tenaga kerja
c.    Eksploitasi konsumen
Seperti disinggung diatas bahwa keberadaan (eksistensi) dari suatu perusahaan akan memberikan dampak tidak saja kepada internal perusahaan, tetapi juga akan berdampak kepada eksternal perusahaan. Dampak terhadap eksternal ini disebut ekstenalitas, yaitu dampak atau akibat keberadaan perusahaan yang diterima oleh pihak yang tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan, baik sebagai pemilik, pekerja konsumen, pemasok atau kreditor. Dengan demikian maka eksternalitas yang dihasilkan perusahaan dapat berupa eksternalitas positif atau dampak positif maupun eksternalitas negative berupa dampak negative bagi masyarakat.

Sabtu, 14 Mei 2011

RESIKO, KETIDAKPASTIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat hal yang perlu kita ketahui yaitu adanya suatu keputusan yang bersifat pasti dan ada yang bersifat tidak pasti (certainty dan uncertainty). Penentuan certainty dan uncertainty sangat terkait dengan bagaimana suatu kemungkinan kejadian itu dapat diukur (probabilitas). Probabilitas diistilahkan sebagai pengukuran kuantitas berbagai kemungkinan kejadian yang tidak pasti.
Resiko adalah kata atau kondisi yang hampir selalu dihadapi dalam hidup, tidak mungkin manusia hidup tanpa resiko, begitu juga dengan bisnis atau usaha . Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan resiko. R esiko adalah:
  • Ketidak pastian mengenai sesuatu
  • Kejadian yang tidak diinginkan
  • Sesuatu yang terjadi diluar tujuan semula
  • Kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan
Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari.
Bebarapa cara yang lazim dalam menghadapi resiko :
  • Menghindari resiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya resiko
  • Mengurangi resiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan /probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat resiko yang mungkin terjadi
  • Mengasuransikan resiko (shifting the risk into an insurance company) yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi ke perusahaan asuransi
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh resiko yang diasuransikan (insurable risk) adalah
  • Peluang (probability) terjadinya resiko tersebut harus dapat diperkirakan (predictable)
  • Besarnya kerugian yang timbul oleh resiko tersebut harus dapat terukur (measurable)
  • Resiko atau kerugian tersebut terjadi tidak direkayasa
  • Resiko atau kerugian tersebar luas disemua wilayah
  • Perusahaan asuransi berhak untuk menerima atau menolak resiko yang akan diasuransikan
  • Perusahaan asuransi dapat menolak untuk membayar resiko yang terlalu kecil sehingga biaya memproses tagihan /klaim lebih besar dari tagihan
Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan ,manajemen dalam menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu :

  • Menghindar dari resiko (risk avers) , perusahaan akan menghitung mana yang lebih besar antara resiko dan harapan keuntungan. Bila resiko ternyata lebih besar dari keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk averse akan menghindar dari usaha tersebut

  • Netral terhadap resiko (risk neutral) yaitu sikap rasional dalam menghadapi resiko, bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang bakal diperoleh dan juga peluang resiko mungkinjuga terjadi.
  • Senang bermain dengan resiko (risk seeker )
 
Mengukur Resiko
Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori probabilitas (Pi) . variance (σ 2) /standar deviasi (σ)
Probabilitas (Pi) adalah peluang timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1).
Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah
  • Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi = 1
  • Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi = 0
  • Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 < Pi < 1
Nilai Harapan (Expected Value)dan Resiko (Risk)
Dari sudut manajemen nilai harapan dan resiko berkaiatan dengan keputusan yang kan dibuat sekarang untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang.
Nilai rata-rata yang diharapkan (Expected Value)
E(x) = ΣXi.Pi
Xi = even / kejadian
Pi = Probabilitas terjadinya Xi
E(x) dalam statistik diskriptif dikenal dengan rata-rata hitung probabilitas, dinotasikan Pi adalah besarnya peluang untuk terjadinya suatu kejadian dari beberapa alternative kemunkinan.
Resiko secara statistic dapat dirumuskan sebagai penyimpangan (dari harapan), besarnya resiko dapat diukur dengan variance (σ 2) /standar deviasi (σ)
Alternatif Analisis Resiko
Dalam pengambilan keputusan beberapa risk analisys yang biasanya digunakan oleh manajemen meliputi :
1. Prinsip teori kemungkinan (probability)
Kejadian ke i
Pi
Nilai (Xi)
Pi.Xi
[Xi –E(X)] 2
Pi[Xi –E(X)] 2
Untung 0,5 Rp 5.000 Rp 2.500
11.560.000
5.780.000
Impas 0,2
0
0
2.560.000
512.000
Rugi 0,3 -Rp 3.000 -Rp 900
21.160.000
6.348.000
Jumlah ΣPi = 1   Rp 1.600  
12.640.000
E(x) = 1.600 variance (σ 2) = Rp 12.640.000 standar deviasi (σ) Rp 3.555,3
Nilai Harapan (Expected Value) = Rp 1.600 dan Resiko (Risk)= Rp 3.555,3
BAGAIMANA SIKAP ANDA TERHADAP BISNIS DIATAS ?
2. Menggunakan Pay off Matrix (matrik kemungkinan)
Pay off Matrix adalah matrik yang memuat informasi mengenai kemungkinan yang dapat terjadi (possible outcome), serta nilai dari masing-masing outcome tersebut.
Contoh
Produsen ice cream merk AHOO’ dengan biaya produksi perbuah Rp 600,- dan harga jual perbuah Rp 1.000,- bila hari tidak hujan dan tidak panas dapat menjual 2000 buah, sedangkan bila hari panas dapat menjual 3000 buah. Sebelum memutuskan untuk berapa yang harus diproduksi , maka terlebih dahulu harus melihat dulu cuaca yang akan datang/esok hari untuk menghindari kerugian dari potensi permintaan (loss potensial demand) dan total loss dari bisnis esok harinya.
Misal hujan (p = 0,25) , cerah (p = 0,50) dan panas (p = 0,25). Untuk menjaga strategi produksi 1.500 buah dan 2.500 buah perhari. Berdasarkan data diatas dapat disusun Pay off Matrix sebagai berikut :
Strategi Produksi Hujan (s/d 1.000)
(p = 0,25)
Cerah (s/d 2.000)
(p = 0,50)
Panas (s/d 3.000)
(p = 0,25)
1.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000
1.500 Rp 100.000 Rp 600.000 Rp 600.000
2.000 - Rp 200.000 Rp 800.000 Rp 800.000
2.500 - Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
3.000 - Rp 800.000 Rp 200.000 Rp 1.200.000
Berdasarkan pay off matrik dapat dihitung nilai harapan (expected value) dan resiko (risk) dari masing-masing produksi
Strategi Pilihan Unit Produksi Nilai Harapan E(x) dalam Rp Nilai Resiko dalam Rp
1 1.000
400.000
0
2 1.500
475.000
216.506
3 2.000
550.000
433.127
4 2.500
375.000
544.862
5 3.000
200.000
707.107
Dari tabel nilai harapan dan resiko diatas kita dapat menentukan nilai harapan yang paling besar dan nilai resiko yang kecil dapat kita pilih sebagai alternative pengambilan keputusan , namun strategi tersebut bukanlah suatu strategi yang harus dipilih tetapi sangat tergantung pada DECISION MAKER (pembuat keputusan)
3. Pohon Keputusan (Decision Tree)
Pohon keputusan adalah gambaran atau informasi yang menguraikan hasil dan dampak dari setiap alternative keputusan. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pengambil keputusan, apakah dia seorang yang menghindar resiko, atau netral terhadap resiko atau bahkan seorang yang senang bermain dengan resiko .