Selasa, 25 Januari 2011

Analisa Kebijakan Fiskal Dengan System Perpajakan Yang Built-In Flexible

Di samping pajak yang mempunyai sifat yang eksogen, pajak juga disebut built-in flexible yaitu pajak yang besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional. Dibanyak Negara pajak pendapatan atau income tax merupakan jenis pajak ini. Pada umumnya yang ingin dicapai dengan menggunakan built-in flexible adalah
1. untuk lebih meratanya distribusi pendapatan nasional
2. untuk lebih stabilnya perekonomian.

Ditribusi pendapatan nasional dalam perekonomian pada umumnya tidak merata. Distribusi pendapatan nasional yang sangat tidak merata dapat enimbulkan ketegangan social. Oleh karena itu maka untuk mengurangi kemungkinan timbulnya ketegangan social ini,pemerintah pada umumnya berusaha sedapat mungkin lebih mertakan distribusi pendapatan nasional. Pajak pendapatan yang besar kecilnya tergantung kepada besar kecilnya pendapatan yang diperoleh wajib pajak merupakan salah satu cara yang dapat dipergunkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Mengingat sifatnya yang demikian maka pajak pendapatan tersebut mempunyai sifat flexible, yaitu flexible mengikuti perubahan pendapatan. Dari uraian diatas sehingga fungsi pajak dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Tx = t + hY

Tx menunjukkan besarnya pajak, t menunjukkan besarnya pajak pada pendapatan sebesar nol, h menunjukkan apa yang biasa disebut margial rate of taxation, yang merupakan nilai perbandingan antara perubahan jumlah pajak dengan perubahan jumlah pendapatan dan Y menunjukkkan besarnya pendapatan nasional.

Nilai h dengan sendirinya dapat dikatakann selalu postif. Positifnya “ marginal rate of taxation “ berarti bahwa semakin besar pendapatan semakaian besar jumlah pajak yang terpungut oleh pemerintah. Kalau h selalu mempunyai angka yang lebih besar daripada nol, nilai t dapat sama dengan nol ataupun lebih kecil daripada nol, akan tetapi untuk mempunyai nilai positif mungkin sekali jarang terjadi. Sebab dengan positifnya nilai t berarti bahwa mereka yang tidak mempunyai pendapatan masih dikenai pajak pendapatan. Ini dengan sendirinya tidak masuk akal. Negatifnya nilai t mungkin terjadi yaitu dalam perekonomian dimana seseorang yang mendapatkan pendapatan kurang dari jumlah tertentu oleh pemerintah diberi bantuan. Semakin kecil jumlah pendapatan mereka semakin besar jumlah bantuan yang mereka terima dari pemerintah.


Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dalam Perekonomian dengan Sistem Perpajakan yang Built-in Flexible

Kita telah mengetahui bahwa jumlah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bukanlah ditentukan secara langsung oleh besar kecilnya pendapatan sebagai “ earnings” melainkan oleh besar kecilnya “ disposable income “. Pernyataan ini berlaku bagi perekonomian dengan kebijakan fiscal yang sederhana maupun bagi perekonomian yang menggunakan ‘ built-in flexible tax: dalam kebijakan fiskalnya. Perbedaan pokok antara kedua system perpajakan tersebut adalah bahwa dalam system yang sederhana besarnya pajak di[ungut oleh pemerintah tidak tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional ataupun tergantung kepada variable-variabel lainnya yang kita pertimbangkan dalam model analisis yang kita pakai, sedangkan dalam system perpajakan yang mempunyai sisfat “ built in flexible “ besar kecilnya pajak yang terpungut oleh pemerintah tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.

Dengan cara yang lebih singkat dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian yang mempergunakan kebijakan fiscal yang sederhana, pajak merupakan ‘exogenous variable”’ sedangkan dalam perekonomian dengan system perpajakan yang “ built-in flexible”’ pajak merupakan endogenous variable, dan merupakan fungsi dari pada pendapatan nasional.

Dengan dipergunakannya pajak yang endogen sifatnya dan yang merupakan fungsi daripada pendapatan nasional, maka fungsi konsumsinya perlu disesuaikan juga.
Bentuk-bentuk konsumsi yang baru, dengan sifat “ built-in flexible” dari pada pajak akan terlihat sebagai berikut :

C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx
Tx = t + hY

Maka

C = a + c[ Y + Tr - ( t + hY ) ]
C = a + c[ Y + Tr - t - hY ]
C = a + cY + cTr - ct - chY

Dengan berubahnya fungsi konsumsi maka perumusan fungsi saving juga mengalami perubahan sebagai berikut :

S = Yd - C
Yd = Y + Tr - Tx
C = a + cY + cTr - ct - chY

Maka

S = Y + Tr - ( t + hY ) - (a + cY + cTr - ct - chY )
S = Y + Tr - t - hY - a - cY - cTr + ct + chY

S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c )Tr - ( 1 - c )t - a
S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a

Latihan
a. Fungsi konsumsi C = 0,75 Yd + 20
b. Fungsi pajak Tx = 0,2 Y - 20
c. Transfer pemerintah Tr = 40

Soal
1. Berdasarkan data diatas , carilah persamaan garis konsumsi yang merupakan fungsi daripada pendapatan nasional sebagai “ earning”!
2. Sama dengan soal 1 untuk fungsi saving !
Jawaban :
fungsi konsumsi C = a + cY + cTr - ct - chY
C = 20 + 0,75Y + 0,75(40) - 0,75 (-20) - 0,75 (0,2)Y
C = 20 + 0,75Y + 30 + 15 - 0,15Y
C = 0,6 Y + 65


Fungsi Saving S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a S = (1 - 0,2 - 0,75 + 0,75 x 20 )Y + (1 - 0,75 ) ( 40 –(-20)) - 20
S = (0,05 + 0,15 )Y + 0,25( 60) - 20
S = 0,2Y + 15 - 20
S = 0,2Y - 5


Senin, 24 Januari 2011

Konsep Just In Time (JIT)

Konsep just in time (JIT) adalah suatu cara yang relative baru dalam mengorganisasikan perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti kendaraan bermotor, mesin-mesin dan peralatan. Ini berdasarkan konsep bahwa bahan mentah, bahan pelengkap dan tenaga kerja (buruh), masing-masing disuplai atau dibutuhkan hanya dalam jumlah dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proses produksi. Karena elemen dasar dari konsep ini adalah kerjasama atas jaringan kerja dalam proses produksi sehingga bahan baku dan bagian bagian lainnya dikirim ke lokasi dimana mereka dibutuhkan pada saat yang diperlukan.
Dalam industry dimana baik pelanggan dan supplier menggunakan konsep just in time, barang persediaan yang berupa bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dapat dikurangi secara nyata. Akan tetapi penggunaan konsep just in time tidak hanya dipakai dalam manajemen inventory, namaun lebih bermanfaat dan lebih memfokuskan pada pengurangan kerusakan barang dalam semua bentuk, perbaikan arus perjalanan barang serta pengurangan lokasi tempat penyimpanan digudang.
Sasaran just in time adalah melakukan perbaikan secara terus menerus baik dalam fungsi produksi maupun non produksi. JIT ditujukan untuk menghilangkan segala bentuk pemborosan. Menurut Kiyoshi Suzuki dari Jepang pemborosan-pemborosan into meliputi :
1. Produksi yang berlebihan karena memproduksi barang melebihi jumlah yang diminta oleh pasar
2. karena waktu harus menunggu , sebagai pemborosan karena seorang operator kurang berinisiatif terhadap kerusakan mesin sehingga harus menunggu komando dari supervisor
3. pemborosan dalam pemrosesan sebagi contoh proses yang sebenarnya dapat dilakukan dengan mesin namun dilakukan dengan tangan
4. pemborosan persediaan , dengan persediaan yang berlebihan akan meningkatkan biaya produk karena memerlukan penanganan ekstra perlu tambahan ruang, orang yang menangani, beban bungan dan lain-lain
5. Pemborosan gerakan, contoh mungkin terus sibuk mencari peralatan yang ia perlukan tanpa member nilai tambah pada produk
6. Pemborosan karena produk cacat, jika kerusakan pada salah satu proses maka operator pada proses berikutnya akan memboroskan waktu untuk menunggu. Lebih lanjut perlu ada pengerjaan ulang atau produk yang cacat terbuang percuma.

Beberapa karakteristik utama dapat ditemukan pada perusahaan yang telah menerapkan konsep JIT adalah sebagai berikut :
1. Mutu yang lebih tinggi, mereka lebih cenderung menghasilkan barang yang mutunya tinggi walaupun dengan biaya produksi yang sedikit lebih mahal dari pada menghasilkan barang dengan biaya produksi murah tetapi mutunya rendah.
2. Rendahnya tingkat persediaan barang, ditekannya tingkat persediaan berperan meminimumkan penanganan persediaan.
3. Otomisasi beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui otomatisasi antara lain dalam hal mutu, fleksibilats, peningkatan kapasitas, mengurangitingkat persediaan, kepercayaan dari pelanggan, memperbaiki posisi dalam persaingan, penjualan yang meningkat dan dapat menghasilkan penghematan biaya yang besar.
4. Perubahan struktur organisasi yang mengarah ke produk
5. Penggunaan teknologi informasi secara efektif, informasi yang cepat dan tepat sangat dibuthkan oleh perusahaan yang menerapkan konsep JIT untuk dapat mendeteksi perubahan dari jadual rutin sehingga tidak menggangu pekerjaan atau proses yang lain.

Sabtu, 22 Januari 2011

Masalah Pembangunan Di Negara Berkembang

Perbandingan pendapatan per kapita diantara berbagai negra telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam taraf kemakmuran Negara maju dan Negara berkembang. Beberapa Negara yang dulunya tergolong relative miskin sekarang memang telah menjadi Negara makmur dan tidak lama lagi akan tergolong sebagai Negara berpendapatan tinggi, misalnya di Asia Malaysia, Taiwan, Korea Selatan dan Thailand.
Ahli-ahli ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi penghambat penting kepada usaha mempercepat pembangunan dinegara-negra tersebut. Kegiatan pertanian tradisional, kekurangan modal dan tenaga ahli, perkembangan penduduk yang pesat merupakan beberapa faktor penting yang menghalangi berbagai Negara untuk berkembang lebih cepat.

Pertanian Tradisional

Kekurangan modal, pengetahuan , infrastruktur pertanian dan aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan sector ini tingkat produktivitasnya sangat rendah dan seterusnya mengakibatkan tingkat pendapatan petani yang tidak banyak bedanya dengan pendapatan pada tingkat subsistem.
Dinegara-negara maju, sumbangan relatif sector pertanian kepada pendapatan nasional kecil, tetapi pada waktu yang sama jumlah penduduk yang bekerja disektor ini juga relative kecil. Namun demikian mereka mampu mengeluarkan hasil-hasil pertanian yang melebihi kebutuhan keseluruhan penduduknya. Salah satu faktor penting yang menimbulkan keadaan ini adalah penggunaan teknologi modern disektor pertanian. Keadaan yang dijumpai di sector pertanian negar-negar berkembang sangat berbeda sekali. Dibanyak Negara berkembang lebih setengah dari penduduknya berada disektor pertanian, masalah pengangguran tak kentara banyak dijumpai disektor ini.
Cara bercocok tanam masih tradisional, penggunaan input pertanian modern sangat terbatas, dan alat-alat pertanian yang digunakan masih tradisional. Semuanya ini menyebabkan tingkat produktivitas sector tersebut masih sangat rendah dan merupakan faktor penting yang menimbulkan pendapatan yang rendah dan masalah kemiskinan yang meluas.

Kekurangan Dana Modal dan Modal Fiskal
Salah satu syarat penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu perekonomian adalah mewujudkan modernisasi dalam segala bidang ekonomi yaitu modernisasi disektor pertanian sendiri, mengembangkan kegiatan industri dan modernisasi dalam pemerintahan. Kekurangan modal adalah satu ciri penting dari setiap negara yang memulai pembangunannya dan kekurangan ini bukan saja mengurangi kepesatan pembangunan perekonomian yang dapat dilaksanakan, tetapi juga menyebabkan kesukaran kepada Negara tersebut untuk keluar dari keadaan kemiskinan. Perkembangan dan modernisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat banyak. Infrastruktur harus dibangun, sistem pendidikan harus dikembangkan dan kegiatan pemerintahan harus diperluas. Dan yang lebih penting lagi berbagai jenis kegiatan perusahaan dan industri modern harus dikembangkan . Ini berarti pihak pemerintah dan swasta memerlukan modal yang banyak untuk mewujudkan modernisasi diberbagai kegiatan ekonomi.

Peranan Tenaga terampil dan berpendidkan
Tersedianya modal saja tidak cukup untuk memoderkan suatu perekonomian. Pelaksana pemoderan tersebut harus ada. Dengan kata lain, diperlukan berbagai golongan tenaga kerja yang terdidik. Perkembangan system pendidikan merupakan suatu langkah yang harus dilaksanakan pada waktu usaha pembangunan mulai dilakukan. Disamping itu mereka memerlukan pengalaman untuk dapat menjalankan operasi kegiatan modern tersebut secara efisien.

Perkembangan penduduk Pesat
Mengenai sifat penduduk negara-negara berkembang, terdapat dua cirri penting yang menimbulkan efek yang buruk kepada usaha pembangunan yaitu 1) dibeberapa Negara jumlah penduduknya relative besar dan 2) tingkat perkembangan penduduk sangat cepat.
Dalam tahun 1950 jumlah penduduk dunia sekitar 2,5 milyar dan pada permulaan abad 21 ditaksir berjumlah 6,5 milyar. Kira-kira tiga per empat dari penduduk dunia berada di negar-negara berkembang. Ini berarti negar-negra berkembang pada keseluruhannya menghadapi masalah yang sangat besar dalam membangun perekonomian.

Masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik
Perkembangan ekonomi yang pesat memerlukan situasi politik. Dibebrapa Negara berkembang keadaan ini tidak terwujud. Pertentangan di golongan etnik didalam negeri, pertentangan dengan Negara tetangga adalah hal-hal yang menghambat pembangunan.
Faktor-faktor social dan kebudayaan juga pengaruhnya kepada masyarakat. Cara hidup dan berpikr yang tradisional seringkali menyebabkan masyarakat tidak bertindak secara rasional. Ini selanjutnya seringkali menyebabkan efek buruk kepada pertumbuhan ekonomi. Berbagai bentuk perubahan institusional adalah penting untuk mempercepat dan mempertinggi efisiensi pembangunan ekonomi. Sistem bank dan istitusi-institusi keuangan modern perlu dikembangkan. Perkembangan institusi keuangan akan menjamin efisiensi pengaliran tabungan dari sector rumah tangga ke para investor.

KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

Kestabilan politik dan ekonomi merupakan syarat penting yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Disamping itu, kebijakan pembangunan pemerintah dan pendekatan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia sangat penting peranannya didalam usaha untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Berdsarkan kepada pengalaman pembangunan di berbagai Negara, analisi berikut menguraikan kebijakan-kebijakan yang selalu dijalnkan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Kebijakan Diversifikasi Kegiatan ekonomi
Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan perkapitanya biasanya merupakan Negara pertanian tradisional yang sangat rendah. Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah. Dengan demikian untuk memajukan ekonominya negara berkembang perlu melakukan pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila suatu Negara mempunyai sumberdaya alam yang kaya, kegiatan lain di sector utama dan sector jasa dapat dikembangkan. Memproduksi hasil pertanian yang baru, mengembangkan sector jasa dapat dikembangkan. Memproduksi hasil pertanian yang baru, mengembangkan sector pertambangan dan mengembangkan tempat-tempat pelancongan merupakan usaha lain yang perlu dikembangkan apabila terdapat potensi untuk melakukan perkembangan tersebut.

Meningkatkan Tabungan dan Investasi
Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangkan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayaai investasi yang dilakukan. Kekurangan investasi selalu dinyatakan sebagai salahsatu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, satu syarat penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat. Untuk itu system perbankan perlu dikembangkan .

Meningkatkan taraf Pendidikan Masyarakat.
Dari segi pandangan individu maupun dari segi negara secara keseluruhan , pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna untuk pembangunan ekonomi. Semakin tinggi pendidikan cenderung semakin tinggi pula pendapatan yang mungkin diperoleh. Peningkatan dalam taraf pendidikan memberikan beberapa manfaat yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sumbangan dari taraf pendidikan yang semakin meningkat kepada pertumbuhan ekonomi adalah : 1) manajemen perusahaa-perusahaan moderen yang dikembangkan semakin efisien , 2) penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang 3) pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat. 4) berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga terampil yang diperlukan berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.

Senin, 17 Januari 2011

Perencanaan Kapasitas

Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode tertentu. Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per unit waktu. Berikut beberapa definisi kapasitas yang secara umum diterima sebagai berikut :
1. Design capacity yaitu keluaran persatuan waktu untuk mana pabrik dirancang
2. Rate capacity yaitu tingkat keluaran persatuan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya.
3. Standar Capacity yaitu tingkat keluaran persatuan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervise dan operator mesin dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran
4. Peak Capacity yaitu jumlah keluaran persatuan waktu yang dapat dicapai melalui maksimasi keluarn dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan , mengurangi jam istirahat dan sebagainya.
5. Actual dan atau operating Capacity yaitu tingkat keluaran rata-rata persatuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat

Kapasitas atau tingkat keluaran pada umumnya dinyatakan dalam satuan-satuan sebutan persamaan seperti batang, ton, kilogram, meter atau jam, sedangkan satuan-satuan waktu yang sangat penting bagi perencanaan kapasitas dapat dinyatakan dalam satuan seperti jam, hari, minggu , bulan atau tahun.

Economic of scale

“Economic” berarti penghematan biaya-biaya produksi atau kenaikan produktivitas. Dalam perencanaan kapasitas perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang digolongkan dalam apa yang disebut economic of scale atau dikenal dengan faktor-faktor yang mengakibatkan increasing returns to scale. Faktor economic of scale ini memungkinkan operasi-operasi perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa secara massa. bila perusahaan memperbesar skala pabrik dengan menaikkan valume produksi melalui penambahan kapasitas pabrik, maka dapat dibayangkan adanya keungkinan peningkatan produktivitas.

Diseconomic of scale

Diseconomic of scale decreasing returns to scale mencakup faktor-faktor yang bekerja sebaliknya, yaitu bila skala perusahaan terus semakin besar maka mulai pada suatu tingkat produksi tertentu ada kemungkinan timbul penurunan produktivitas atau kenaikan biaya-biaya produksi perunit keluaran. Penurunan produktivitas dan kenaikan biaya produksi per unit biasanya disebabkan adanya ketidakefisienan operasi-operasi perusahaan. Sebagai contoh karena perusahaan terlalu besar pengawasan yang paling efektif dari manajemen terhadap operasi perusahaan mulai sulit dilakukan.

Analisa Break-Even dan Kapasitas

Analisa break-even digunakan untuk menetukan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan agar perusahaan minimal tidak rugi (break-even). Analisa ini merupakan peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan antara biaya, penghasilan dan volume penjualan atau produksi, sehingga digunakan dalam penganalisaan masalah-masalah ekonomi manajerial. Analisa break-even menunjukkan berapa besar laba perusahaan yang akan diperoleh atau rugi yang akan diderita pada berbagai tingkat volume yang berbeda –beda diatas dan dibawah titik break-even.

Untuk menghitung break-even perlu ditentukan terlebih dahulu biaya-biaya tetap dan variable untuk berbagai volume penjualan atau produksi. Titik break-even merupakan titik dimana penghasilan total sama dengan biaya total, sehingga dapat dirumuskan :

P x Q = F + ( V x Q )
P = harga per unit
Q = kuantitas yang dihasilkan
F = biaya tetap total
V = biaya variable per unit

Karena Q, kuantitas belum diketahui maka untuk merumuskannya persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

PQ = F + VQ
F = PQ - VQ
F = ( P - V)Q

Q = F : ( P – V )

Contoh
Harga penjualan produk A adalah Rp 100.000,- per unit dan biaya bahan mentah dan tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000,- per unit dan biaya tetap per bulan Rp 20.000.000,- Titik break –even dalam unit keluaran sebesar

Q = 20.000.000 : (100.000 – 80.000 )
Q = 1.000 unit


“Kontribusi “ Laba

Istilah ( P – V ) disebut “ kontribusi” yaitu jumlah kelebihan atau selisih harga jual per unit diatas biaya variable per unit atau penghasilan total melebihi biaya variable total. Contoh jika harga jual satu produk A memberikan kontribusi sebesar Rp 20.000,- terhadap penutupan biaya tetap sampai titik break – even tercapai . Diats 1.000 unit , kontribusi Rp 20.000,- akan berupa laba sebelum pajak.

Bila manajer ingin menegtahui pada valume berapa laba akan sebesar Rp 5.000.000,- dengan cara termudah adalah membagi Rp 5.000.000,- dengan Rp 20.000,- maka akan diperoleh 250 unit diatas valume break even atau 1.250 unit dalam total yang harus dihasilkan. Sehingga dapat dirumuskan :

Q = F + laba yang di inginkan : ( P - V )
Q = 20.000.000 + 5.000.000 : ( 100.000 - 80.000 )
Q = 25.000.000 ; 20.000
Q = 1.250 unit

Dimisalkan tingkat pajak 40 % yang harus dihasilkan untuk memperoleh laba Rp 5.000.000,- maka dapat dirumuskan

Q = [ F + (laba yang di inginkan : (1-tingkat pajak )] : ( P - V )
Q = [20.000.000 + (5.000.000 : ( 1 - 0,4)] : ( 100.000 - 80.000 )
Q = (20.000.000 + 8.333.333,- ) : 20.000
Q = 28.333.333: 20.000
Q = 1..417 unit

Rasio Kontribusi

Untuk perencanaan kapasitas, kita penting mengetahui rasio kontribusi atau kadang-kadang disebut “variabel laba “ untuk produk-produk individual. Rasio ini mengukur kontribusi relative produk sebagi persentase harga per unit. Rumusan tersebut adalah :

Rasio kontribusi = [( P – V ) : P ] x 100

Dari soal diatas dapat diperoleh kontribusi sebesar

Rasio kontribusi = [( 100.000 – 80.000 ) : 100.000 ] x 100
= 20 %

Rasio-rasio kontribusi yang rendah sering diakibatkan tingginya biaya-biaya bahan mentah dan tenaga kerja relative disbanding harga yang dapat ditetapkan. Perubahan-perubahan dalam volume total tidak akan berpengaruh banyak pada laba atau rugi bila biaya-biaya relative tinggi dibanding harga jual.

Sabtu, 15 Januari 2011

Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan satu bidang penyelidikan yang sudah lama dibahas oleh para ahli ekonomi . Mazhab Merkantilisme yaitu pemikir ekonomi diantara abad ke 16 dan akhir abad ke 17 , yang banyak membahas peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi. Adam Smith dalam zaman ekonomi klasik dalam bukunga An Inquiry into the Nature and Causes of Wealth Nations atau terkenal dengan The Wealth of Nations .

Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik terdapat 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. jumlah penduduk
2. jumlah stok barang-barang modal
3. luas tanah dan kekayaan alam
4. tingkat teknologi
Menurut pandangan ahli-ahli klasik “ hokum hasil tambahan ekonomi semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi”. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus berlangsung, pada permulaan apabila penduduk sedikit dan kekayaaan alam relative berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Ini menimbulkan investasi baru dan pertumbuhan terwujud. Keadaan ini tidak akan berlangsung apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkantingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif, maka kemakmuran masyarakat menurun kembali, ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah.

Teori Schumpeter
Teori ini menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisiensi cara memproduksi dalam menghasilkan barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefiensienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru.
Analisa Schumpeter dimisalkan bahwa perekonomian dimulai dari keadaan yang tidak berkembang, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Segolongsn pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi Negara, maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru.

Teori Harrod Domar
Teori Harrod Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth)dalam jangka panjang. Analisa ini didasari oleh :
1. barang modal telah mencapai kapasitas penuh
2. tabungan adalah proposional dengan pendapatan nasional
3. rasio modal-produksi tetap sama

Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori ini melihat dari sudut pandangan yang berbeda yaitu dari segi penawaran. Teori ini dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan factor-faktor produksi. Dalam persamaan , pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :


∆Y = f( ∆K , ∆L , ∆T )
∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
∆K adalah tingkat pertumbuhan modal
∆L adalah tingkat pertumbuhan penduduk
∆T adalah tingkat pertumbuhan teknologi

Formula matematik ini membuat pembuktian secara kajian empiris yang menunjukkan suatu kesimpulan “ faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.”. Sumbangan terpenting dari teori pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Penyelidikan Abramovits dan Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi 80 hingga 90 persen Amerika Serikat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi pada abad ke 19 ke 20 . Penelitian ini juga dilakukan oleh Denison tahun 1950-1962 yang menganalisa faktor yang mengakibatkan perkembangan di negara maju, kesimpulan yang diperoleh adalah pertambhana barang-barang modal hanya mewujudkan 25 persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, 18 persen pertumbuhan di Eropa barat dan 21 persen pertumbuhan ekonomi di Inggris. Kesimpulan dari studi Denison menunjukkan bahwa bukan modal , tetapi teknologi dan perkembangan keterampilan yang menjadi factor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi .

Senin, 10 Januari 2011

Economic Order Quantity

Model EOQ merupakan salah satu metode dalam manajemen persediaan atau dapat dikenal dengan Economic Lot size (ELS). Model EOQ nama yang biasanya di gunakan untuk barang-barang yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang-barang yang diproduksi secara internal. Dalam hal ini istilah EOQ yang mencakup pengertian keduanya, EOQ dan ELS .
Model EOQ kadang-kadang disebut juga Fixed –Order-Quantity yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

EOQ =√ 2SD : H

D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu

S = Biaya pemesanan (ordering / set up cost)

H = Biaya penyimpanan per unit perperiode (holding / carrying cost)

Model EOQ dapat diterapkan bila anggapan-anggapan berikut ini dapat dipenuhi :
  1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan ketahui
  2. Harga perunit produk adalah konstan
  3. Biaya penyimpanan per unit per periode (H) adalah konstan
  4. Biaya per pemesanan (ordering / set up cost) (S) adalah konstan
  5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang yang diterima (lead time / L) adalah konstan
  6. Tidak terjadi kekurangan barang atau back orders

Data di PT Cemerlang Dunia (CD) terhadap permintaan suatu produk sebagai berikut :
  1. Permintaan per 250 hari kerja pertahun sebesar 250.000,- unit
  2. Biaya penyimpanan sebesar Rp 50,- per unit per tahun
  3. Biaya pemesanan Rp 35.000,- per order
  4. waktu penyedia (supplier) 2 minggu (10 hari kerja )
Tentukan
  1. Titik pemesanan kembali (kuantitas dimana pesanan harus dilakukan)
  2. EOQ
Jawab

Permintaan perhari (d) = jumlah total permintaan : jumlah hari kerja

Permintaan perhari (d) = 250.000,- : 250

Permintaan perhari( d) = 1.000 unit

Lead time (L) = 10 hari kerja

Reorder Point (R) = d . L = 1.000 x 10 = 10.000,-

Jadi apabila persediaan mencapai 10.000,- unit pesanan akan dilakukan sebesar EOQ

Reorder Point adalah saat dan titik dimana harus diadakan pesanan kembali sedemikian rupa sehingga material/barang yang dipesan adalah tepat pada waktu

EOQ =√ 2 x 35.000 x 250.000 : 50

EOQ = 18.708 unit

Latihan

  1. Seorang pengusaha roti mendapat pesanan dua jenis roti . Roti jenis A seharga Rp 5.100,- per buah dan roti jenis B seharga Rp 6.700,- per buah. Tiap roti jenis A membutuhkan 400 gram tepung dan 600 gram mentega, sedangkan tiap roti jenis B membutuhkan 800 gram tepung dan 400 gram mentega. Persediaan yang tersedia 64 kg tepung dan 48 kg mentega. Tentukan penjualan maksimum kedua jenis roti tersebut.
  2. Pesawat penumpang mempunyai tempat duduk 48. Setiap penumpang kelas utama boleh membawa bagasi 60 kg, sedangkan kelas ekonomi 20 kg. Pesawat hanya dapat membawa bagasi 1.440 kg. Harga tiket kelas utama Rp 150.000,- dan kelas ekonomi Rp 100.000,-. Tentukan penjualan tiket supaya mencapai maksimum !

Sabtu, 08 Januari 2011

Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi

Ditinjau dari sudut ekonomi , perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yaitu 1) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat , 2) Terciptanya kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Namun sungguh menyedihkan untuk menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah suatu peristiwa yang berlaku di semua negara. Negara-negara Asia dan Afrika tidak menikmati sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sehingga ke pertengahan abad 20 kebanyakan negara berkembang belum mengalami pertumbuhan yang berarti. Sebelum perang dunia Kedua, kehidupan dinegara-negara ini tidak banyak dengan keadaan ketika Revolusi Industri bermula.
Istilah pertumbuhan ekonomi (economic growth) dan pembangunan ekonomi (economic development) dalam analisis ekonomi perlu dibedakan. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan Produk domestik bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) riil . Sedangkan Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam stuktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan perkataan lain , dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi , ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombah sector pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan pembagian pendapatan. Perbedaan penting lain adalah dalam pembangunan ekonomi tingkat pendapatan perkapita terus menerus meningkat, sedangkan pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti oleh kenaikan pendapatn perkapita.
Banyak informasi perlu di gunakan untuk menunjukkan taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyarakat suatu negara. Prosentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan pemilikan harta-harta merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf kemakmuran yang dicapai., disamping fasilitas pendidikan, kesehatan, pengobatan perumahan dan fasilitas-fasilitas infrastruktur yang dicapainya.
Pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai ukuran kasar untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai Negara, dan data perkapita selalu digunakan. Berikut ini data pendapatan per kapita beberapa negara tahun 2001 :
No
Negara
dolar US
1
Tanzania
270
2
Banglades
370
3
India
460
4
Nigeria
290
5
Cambodia
270
6
Pakistan
420
7
Ghana
290
8
Indonesia
680
9
Philipina
1.050
10
Sri Lanka
830
11
Thailand
1.970
12
Turki
2.540
13
Iran
890
14
Afrika Selatan
2.900
15
Brazil
3.060
16
Malaysia
3.640
17
Argentina
6.960
18
Saudi Arabia
7.230
19
Portugal
10.000
20
Spanyol
14.860
21
Hongkong
25.920
22
Singapura
24.740
23
Jerman
23.700
24
Amerika Serikat
34.870
25
Jepang
35.990
26
Switzerland
36.970

Data tersebut menunjukkan pendapatan perkapita di Negara berpendapatan rendah adalah sekitar US$ 270 – US$ 460. Yang tergolong sebagai Negara kaya adalah Negara yang pendapatan perkapita melebihi 12.000 dolar US,sedangkan pendapatan perkapita negara berpendapatan menengah golongan rendah berkisar antara US$ 600 – US$ 2.600 dan golongan menengah yang berpendapatan tinggi, pendapatan perkapitanya berada di sekitar US$ 3.000 – US$ 10.000

Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain :
  1. Tanah dan kekayaan alam
  2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
  3. barang-barang modal dan tingkat teknologi
  4. Sistem social dan sikap masyarakat

Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi dan efek utama yang ditimbulkan dari teknologi sebagi berikut :
  1. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan seperti ini akan menurunkan biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi
  2. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yangf belum pernah diproduksi sebelumnya. Kemajuan seperti ini menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat
  3. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang diproduksi tanpa meningkatkan harganya.

Senin, 03 Januari 2011

Penjadwalan Dan Perencanaan Kapasitas Dengan Linier Programming

Linier programming dikembangkan oleh George Dantzig , seorang Matematisian dari Amerika Serikat pada tahun 1947, ialahsuatu model optimasi persamaan linier berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber yang secara terbatas secara optimal. agar linier programming dapat diterapkan , asumsi-asumsi dasar berikut ini harus dipenuhi :
1. Masalah tersebut harus dapat diubah menjadi permasalahan matematik, yang berarti masalah riil harus dijadikan model matematika baik berupa persamaan linier maupun non linier
2. Keseluruhan system permasalahan dapat dipilah-pilah dalam satuan aktivitas, Misal = a11 x1 + a12 x2 ≤ k1 , dimana x1 dan x2 adalah aktivitas
3. Masing-masing aktivitas harus dapat ditentukan dengan tepat baik jenis maupun letaknya dalam model programasi linier
4. Setiap aktivitas harus dapat dikualifikasikan sehingga masing-masing nilainya dapat dibandingkan

Metoda Grafik
Metoda grafik hanya dapat diterapkan untuk memecahkan maslah-masalah linier programming (LP) yang menyangkut dua variabel keputusan. Sebagai contoh sebuah perusahaan Garmen “Buah Hati (BH)” , memproduksi dua jenis produk yaitu H dan K. Setiap produk H memberikan kontribusi laba sebesar Rp 4,- dan K sebesar Rp 8,-. Setiap satuan unit produk H memerlukan proses selama 8 jam pada mesin A dan 12 jam pada mesin B. Setiap satuan unit produk K memerlukan proses selama 4 jam pada mesin A , 12 jam pada mesin B dan 2 jam pada mesin C. Mesin A mempunuai kapasitas maksimum 240 jam perminggu, mesin B 144 jam perminggu dan mesin C 20 jam perminggu.

Langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan metoda grafik sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah dalam bentuk matematika.
Maksimumkan Z = 4 H + 8 K (laba)
8 H + 12 K ≤ 240 (mesin A)
4 H + 12 K ≤ 144 (mesin B)
2 K ≤ 20 (mesin C)
H ≥ 0 dan K ≥ 0 (batasan )
Agar lebih memudahkan kita juga dapat merubah simbul variabel H dan K dengan menggunakan dalam matematika y dan x ( H = y dan K = x ), sehingga bentuk matematika menjadi :
Z = 4 y + 8 x (laba)
8 y + 12 x ≤ 240 (mesin A)
4 y + 12 x ≤ 144 (mesin B)
2 x ≤ 20 (mesin C)
y ≥ 0 dan x ≥ 0 (batasan)

2. Menggambarkan dalam persamaan-persamaan batasan , sehinga persamaan menjadi :
8 y + 12 x = 240 (mesin A)
4 y + 12 x = 144 (mesin B)
2 x = 20 (mesin C) 

Pada persamaan 8 y + 12 x = 240, tentukan titik potong pada sumbu x sehingga y = 0 diperoleh titik (20 , 0) dan tentukan titik potong pada sumbu y sehingga x = 0 diperoleh titik (0 ,30)
Pada persamaan 4 y + 12 x = 144, tentukan titik potong pada sumbu x sehingga y = 0 diperoleh titik (12 , 0) dan tentukan titik potong pada sumbu y sehingga x = 0 diperoleh titik (0 ,36)
Pada persamaan 2 x = 20, diperoleh x sebesar x=10 (10,0)
Dari hasil persamaan diatas jika digambarkan pada suatu grafik diperoleh titik perpotongan antara persamaan 8 y + 12 x = 240 dengan persamaan 4 y + 12 x = 144 dan persamaan 4 y + 12 x = 144 dengan 2 x = 20.
Titik perpotongan antara persamaan 8 y + 12 x = 240 dengan persamaan 4 y + 12 x = 144 diperoleh pada titik (4 ,24) , sedangkan persamaan 4 y + 12 x = 144 dengan 2 x = 20 diperoleh titik (10 , 6).

3. Menentukan daerah “feasibilitas” , merupakan daerah batasan dalam suatu ketidaksamaan dimana suatu penyelesaian feasibel akan ditemukan. Dalam kasus ini semua ketidaksamaan adalah bertanda lebih kecil atau sama dengan yang berarti bahwa kita tidak akan mungkin untuk memproduksi berbagai produk yang akan terletak di luar daerah feasibel karena melebihi kapasitas mesin yang tersedia (daerah yang diasir). 

4. Menggambarkan daerah tujuan, yaitu menentukan semua kemungkinan-kemungkinan dengan memasukkan titik-tik koordinat dalam suatu persamaan
Titik koordinat dari pertidaksamaan yang memenuhi sebagai berikut :
8 x + 4 y = Z (laba)
( 0 , 0 ) 8 .0 + 4 .0 = 0
(10, 0 ) 8 .10 + 4 .0 = 80
(10 , 6 ) 8 .10 + 4 .6 = 104
( 4 , 24) 8 .4 + 4 .24 = 128
(0 , 30) 8 .0 + 4 .30 = 120

5. Mencari titik optimum, artinya mencari daerah yang mempunyai laba yang maksimum.
Dari hasil subtitusi diatas diperoleh titik yang paling optimal pada koordinat ( 4 , 24) sehingga laba yang diperoleh sebesar 128

Contoh
Luas lahan parkir 360 m2 digunakan untuk parkir mobil dan bus, masing-masing membutuhkan lahan mobil 6 m2 dan bus 24 m2 . Daerah parkir tersebut tidak dapat menampung lebih dari 30 kendaraan. Tentukan jumlah maksimum yang diterima tukang parkir , jika biaya sebuah mobil Rp 1.500, dan sebuah bis Rp 3.000,-