Senin, 24 Januari 2011

Konsep Just In Time (JIT)

Konsep just in time (JIT) adalah suatu cara yang relative baru dalam mengorganisasikan perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti kendaraan bermotor, mesin-mesin dan peralatan. Ini berdasarkan konsep bahwa bahan mentah, bahan pelengkap dan tenaga kerja (buruh), masing-masing disuplai atau dibutuhkan hanya dalam jumlah dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proses produksi. Karena elemen dasar dari konsep ini adalah kerjasama atas jaringan kerja dalam proses produksi sehingga bahan baku dan bagian bagian lainnya dikirim ke lokasi dimana mereka dibutuhkan pada saat yang diperlukan.
Dalam industry dimana baik pelanggan dan supplier menggunakan konsep just in time, barang persediaan yang berupa bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dapat dikurangi secara nyata. Akan tetapi penggunaan konsep just in time tidak hanya dipakai dalam manajemen inventory, namaun lebih bermanfaat dan lebih memfokuskan pada pengurangan kerusakan barang dalam semua bentuk, perbaikan arus perjalanan barang serta pengurangan lokasi tempat penyimpanan digudang.
Sasaran just in time adalah melakukan perbaikan secara terus menerus baik dalam fungsi produksi maupun non produksi. JIT ditujukan untuk menghilangkan segala bentuk pemborosan. Menurut Kiyoshi Suzuki dari Jepang pemborosan-pemborosan into meliputi :
1. Produksi yang berlebihan karena memproduksi barang melebihi jumlah yang diminta oleh pasar
2. karena waktu harus menunggu , sebagai pemborosan karena seorang operator kurang berinisiatif terhadap kerusakan mesin sehingga harus menunggu komando dari supervisor
3. pemborosan dalam pemrosesan sebagi contoh proses yang sebenarnya dapat dilakukan dengan mesin namun dilakukan dengan tangan
4. pemborosan persediaan , dengan persediaan yang berlebihan akan meningkatkan biaya produk karena memerlukan penanganan ekstra perlu tambahan ruang, orang yang menangani, beban bungan dan lain-lain
5. Pemborosan gerakan, contoh mungkin terus sibuk mencari peralatan yang ia perlukan tanpa member nilai tambah pada produk
6. Pemborosan karena produk cacat, jika kerusakan pada salah satu proses maka operator pada proses berikutnya akan memboroskan waktu untuk menunggu. Lebih lanjut perlu ada pengerjaan ulang atau produk yang cacat terbuang percuma.

Beberapa karakteristik utama dapat ditemukan pada perusahaan yang telah menerapkan konsep JIT adalah sebagai berikut :
1. Mutu yang lebih tinggi, mereka lebih cenderung menghasilkan barang yang mutunya tinggi walaupun dengan biaya produksi yang sedikit lebih mahal dari pada menghasilkan barang dengan biaya produksi murah tetapi mutunya rendah.
2. Rendahnya tingkat persediaan barang, ditekannya tingkat persediaan berperan meminimumkan penanganan persediaan.
3. Otomisasi beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui otomatisasi antara lain dalam hal mutu, fleksibilats, peningkatan kapasitas, mengurangitingkat persediaan, kepercayaan dari pelanggan, memperbaiki posisi dalam persaingan, penjualan yang meningkat dan dapat menghasilkan penghematan biaya yang besar.
4. Perubahan struktur organisasi yang mengarah ke produk
5. Penggunaan teknologi informasi secara efektif, informasi yang cepat dan tepat sangat dibuthkan oleh perusahaan yang menerapkan konsep JIT untuk dapat mendeteksi perubahan dari jadual rutin sehingga tidak menggangu pekerjaan atau proses yang lain.